Ratusan ton sampah di tempat pembuangan sementara di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Jalupang menyusul terbatasnya armada pengangkut sampah.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan setempat Agus Sanusi di Karawang, Kamis mengatakan volume sampah di Karawang cukup tinggi mencapai 1.200 ton per hari.

Dari 1.200 ton sampah itu, hanya 350 ton sampah yang terangkut ke TPA. Perhitungannya, setiap orang memproduksi sampah 0,5 kilogram per hari.

Jadi jika jumlah tersebut dikalikan dengan jumlah penduduk sebanyak 2,4 juta jiwa, maka volume sampah di Karawang per hari mencapai 1.200 ton.

Ia mengakui, volume sampah yang mencapai 1.200 ton itu tidak bisa seluruhnya diangkut ke TPA sampah Jalupang. Itu karena terkendala keterbatasan armada pengangkut sampah.

Dikatakannya, hingga kini hanya ada 64 armada pengangkut sampah milik dinas dan sewa.
Kemampuan angkut dengan jumlah 64 armada itu hanya 350 ton per hari.

"Sisanya sekitar 800 ton lebih berada dikelola di TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle), TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) dan bank sampah," katanya.

Wakil Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, berharap agar penanganan sampah dimaksimalkan dengan melakukan pengelolaan di TPS tingkat kecamatan. Sehingga tidak banyak sampah yang diangkut ke TPA.

"Kita maksimalkan dengan TPS3R di setiap kecamatan, semoga bisa dioptimalkan," kata dia.

Pengelolaan sampah di tingkat kecamatan itu juga akan mampu mengatasi masalah keterbatasan armada pengangkut sampah.

"Saya sudah sampaikan ke dinas lingkungan hidup tidak hanya dengan membeli armada lagi dalam penanganan sampah. Tapi bagaimana mengelola sampah di setiap kecamatan masing-masing," kata dia.
Ke depan diharapkan penanganan sampah bisa dilakukan dengan optimalisasi pengelolaan di tingkat kecamatan. Sehingga bisa mengurangi beban TPA. 

Sementara itu Pemerintah Kabupaten Karawang menggandeng PT Nestle Indonesia dalam pengadaan fasilitas 10 Tempat Pembuangan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) untuk menghadirkan pengelolaan sampah berkelanjutan khususnya di kawasan padat penduduk.

Salah satu TPS3R yang diresmikan adalah Baraya Runtah Sukaluyu, Telukjambe Timur, Karawang yang lahannya merupakan lahan hibah dari pengelola permukiman Perumnas Karawang.

“Mudah- mudahan ini jadi semangat baru bagi kita untuk mengelola sampah dengan lebih baik,” kata Bupati Kabupaten Karawang Cellica Nurrachdiana dalam konferensi pers virtual, Senin.

Kerjasama itu ditunjukkan dalam bentuk penandatangan nota kesepahaman untuk beroperasinya TPS3R Baraya Runtah Sukaluyu dan 9 TPS3R lainnya.

TPS3R yang dibangun oleh Kementerian PUPR didirikan di lahan seluas 3245 meter persegi, sementara PT Nestle Indonesia membantu untuk menyediakan alat- alat yang memungkinkan untuk proses daur ulang dilakukan di lokasi itu.


Untuk pengelolaan limbahnya baik yang organik dan nonorganik akan dikelola oleh komunitas bernama KSM Sahabat Lingkungan yang memang sudah lama berdiri di Karawang dan memiliki perhatian khusus dalam pengelolaan limbah di kawasan industri itu.

Cellica mengatakan TPS3R bernama Baraya Runtah Sukaluyu itu mampu mengelola sampah setiap harinya sebanyak 5 ton dan menjadi solusi pengolahan limbah bagi lebih dari 10.000 Kepala Keluarga yang tinggal di Perumnas Karawang.

“TPS3R di Karawang, kami itu baru punya 896. Itu jumlahnya masih sangat jauh dan jauh juga dari sempurna. Namun kalau dilakukan dengan kolaborasi tentu bisa kita selesaikan sama- sama masalah sampah ini. Perumnas mau kasih lahan untuk fasilitas ini merupakan contoh baik. Disini ada 10.000 KK dan ini menjadi solusi untuk mereka dan kami untuk mengolah sampah dengan sebaik-baiknya,” kata Cellica.

Ia mengharapkan ke depannya kerjasama antara pengusaha industri, pemerintah kabupaten, pemerintah pusat, hingga masyarakat untuk pengelolaan sampah berkelanjutan ini dapat berjalan lebih masif lagi.

“Kita lihat dari tempat ini, bahwa yang namanya TPS yang biasanya diasumsikan sebagai tempat kelola sampah yang kotor, bau, dan kumuh kalau dikelola dengan terstruktur dapat menjadi lokasi yang representatif. Kita bisa sharing edukasi, sampah- sampah yang diurus dengan baik itu bisa memiliki nilai yang lebih. Saya apresiasi berdirinya TPS3R dan orang- orang yang terlibat dalam hal ini dan diharapkan bisa terus berlanjut,” tutup wanita yang senang disapa dengan panggilan Teh Celi itu.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022