Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat (DPRD Jabar) mengapresiasi keberhasilan Pemprov Jabar terkait realisasi pendapatan daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2021 yang melebihi target yakni 102,41 persen atau sebesar Rp36,991 triliun.
"Tentunya keberhasilan terkait realisasi pendapatan daerah di APBD Tahun Anggaran 2021 ini patut diapresiasi. Terlebih keberhasilan ini dicapai di saat pandemi COVID-19 namun Pemprov Jabar mampu mengoptimalkan pendapatan daerahnya," kata Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, ketika dihubungi melalui telepon, Kamis.
Pendapatan daerah pada APBD Jawa Barat Tahun Anggaran 2021, jika dinominalkan hingga 31 Desember 2021 realisasinya sebesar Rp36,991 triliun dari target pendapatan yang telah ditetapkan sebesar Rp36,123 triliun.
Menurut Ineu, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia selama hampir dua tahun terakhir ini membuat realisasi pendapatan daerah Pemprov Jabar menjadi tidak mencapai target.
Pemprov Jabar, bahkan harus sampai melakukan refocusing anggaran hingga lima kali.
"Jadi karena faktor pendapatan yang tidak sesuai dengan target makanya refocusing terus dilakukan oleh Pemprov Jabar" katanya.
Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini menilai dengan capaian pendapatan daerah yang melampaui dari target menunjukkan adanya kebangkitan ekonomi pasca pandemi berjalan.
"Pada saat kemarin disahkan 2021 ini kita mulai kebangkitan ekonomi pasca pandemi. Sehingga kalau di enam bulan ini ada kenaikan pendapatan lagi, maka ini menunjukkan kebangkitan ekonomi mulai bergerak walaupun kan masih kemarin jatuh banget," kata dia.
Dia menuturkan capaian pendapatan daerah yang melampaui target walaupun hanya dua persen, menunjukkan setidaknya ada pertumbuhan ekonomi walaupun dilanda pandemi COVID-19.
"Saat pandemi, itu turunnya lumayan cukup banyak ya. Dari yang awalnya targetnya Rp45 triliun, lalu diturunkan lagi menjadi Rp40 triliun kemudian diturunkan," kata diam
Oleh karena itu, kata dia, yang disebut pendapatan bukan hanya dari pendapatan asli daerah saja namun juga dari pusat kan menurun yakni ekonominya secara nasional.
"Namun, untuk menggenjot pendapatan memang dari PAD (Pendapatan Asli Daerah). PAD ini kuncinya, ada di Bapenda. Kemarin kita menargetkan dari 2021 tapi prognosisnya baru awal Juli. Yang pasti pendapatan itu memang mayoritas berasal dari PAD," kata Ineu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Tentunya keberhasilan terkait realisasi pendapatan daerah di APBD Tahun Anggaran 2021 ini patut diapresiasi. Terlebih keberhasilan ini dicapai di saat pandemi COVID-19 namun Pemprov Jabar mampu mengoptimalkan pendapatan daerahnya," kata Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, ketika dihubungi melalui telepon, Kamis.
Pendapatan daerah pada APBD Jawa Barat Tahun Anggaran 2021, jika dinominalkan hingga 31 Desember 2021 realisasinya sebesar Rp36,991 triliun dari target pendapatan yang telah ditetapkan sebesar Rp36,123 triliun.
Menurut Ineu, pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia selama hampir dua tahun terakhir ini membuat realisasi pendapatan daerah Pemprov Jabar menjadi tidak mencapai target.
Pemprov Jabar, bahkan harus sampai melakukan refocusing anggaran hingga lima kali.
"Jadi karena faktor pendapatan yang tidak sesuai dengan target makanya refocusing terus dilakukan oleh Pemprov Jabar" katanya.
Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini menilai dengan capaian pendapatan daerah yang melampaui dari target menunjukkan adanya kebangkitan ekonomi pasca pandemi berjalan.
"Pada saat kemarin disahkan 2021 ini kita mulai kebangkitan ekonomi pasca pandemi. Sehingga kalau di enam bulan ini ada kenaikan pendapatan lagi, maka ini menunjukkan kebangkitan ekonomi mulai bergerak walaupun kan masih kemarin jatuh banget," kata dia.
Dia menuturkan capaian pendapatan daerah yang melampaui target walaupun hanya dua persen, menunjukkan setidaknya ada pertumbuhan ekonomi walaupun dilanda pandemi COVID-19.
"Saat pandemi, itu turunnya lumayan cukup banyak ya. Dari yang awalnya targetnya Rp45 triliun, lalu diturunkan lagi menjadi Rp40 triliun kemudian diturunkan," kata diam
Oleh karena itu, kata dia, yang disebut pendapatan bukan hanya dari pendapatan asli daerah saja namun juga dari pusat kan menurun yakni ekonominya secara nasional.
"Namun, untuk menggenjot pendapatan memang dari PAD (Pendapatan Asli Daerah). PAD ini kuncinya, ada di Bapenda. Kemarin kita menargetkan dari 2021 tapi prognosisnya baru awal Juli. Yang pasti pendapatan itu memang mayoritas berasal dari PAD," kata Ineu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022