Kementerian Pertanian akan mendahulukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan yang masih sehat dan memiliki nilai ekonomi tinggi dengan tujuan mengamankan aset.

"Vaksinasi ini tujuannya untuk hewan-hewan yang sehat, jadi target tiap vaksinasi adalah kepada hewan yang memang memiliki nilai ekonomi tinggi atau dalam hal ini untuk mengamankan aset," kata Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Ira Firgorita dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Sabtu.

Ira menyebutkan vaksinasi akan diprioritaskan pada sapi bibit dan pada sapi perah. Selain itu, vaksinasi juga akan didahulukan pada hewan ternak yang masih sehat namun berada di zona wabah PMK.

Dia menerangkan akan ada mekanisme zona vaksinasi, yaitu pemberian vaksinasi pada hewan sehat yang berada dalam radius sejumlah kilometer dari hewan yang tertular dalam zona wabah PMK.

Sementara itu untuk hewan yang sudah sakit PMK dan berhasil pulih, kata Ira, tidak diberikan vaksinasi lantaran di dalam tubuhnya sudah terdapat antibodi alami terhadap virus PMK. Vaksinasi PMK pada hewan yang sudah sembuh dari PMK akan dilakukan enam bulan setelah pemulihan.

Ira menjabarkan bahwa vaksinasi PMK akan dilakukan  tiga kali pada tiap hewan ternak. Vaksinasi kedua dilakukan sekitar empat minggu setelah vaksinasi pertama, dan vaksinasi ketiga dilakukan enam bulan setelah vaksinasi kedua. Selanjutnya vaksinasi akan dilakukan setiap tahun dalam rangka eradikasi hingga Indonesia kembali bebas dari PMK.
Sebelumnya Kementerian Pertanian menerima 800 ribu dosis vaksin PMK dari Prancis yang datang pada Jumat (17/7) dini hari melalui Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten. Sebanyak 2,2 juta dosis vaksin PMK akan datang pada tahap selanjutnya.

Sebanyak 3 juta dosis vaksin PMK yang dipesan Kementerian Pertanian dari Prancis adalah vaksin darurat untuk keperluan segera. Selanjutnya kebutuhan vaksin PMK untuk program eradikasi akan dipenuhi dari produksi dalam negeri.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan vaksin PMK darurat pada tahap awal ini diberikan secara gratis kepada peternak.


Garut butuh vaksin

Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengusulkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk 13.330 ekor ternak ke pemerintah pusat dalam rangka mencegah penyebaran lebih luas wabah PMK. 

"Masih menunggu distribusi dari pusat, Garut mengusulkan untuk 13.330 ekor, prioritas sapi perah," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut Sofyan Yani di Garut, Jumat.

Ia menuturkan hasil laporan tim teknis kesehatan hewan di lapangan telah melakukan pelayanan kesehatan hewan berupa pengobatan pada ternak bergejala PMK dan suportif pada ternak tidak bergejala dengan total sebanyak 4.602 ternak.
Selain pengobatan, kata dia, jajarannya juga telah mengajukan vaksin PMK kepada pemerintah pusat yang diharapkannya secepatnya sampai Garut sehingga vaksinasi terhadap ternak sudah bisa dilakukan untuk mencegah penularan wabah PMK.

"Vaksinasi ini sangat penting mengingat terus terjadi penyebaran PMK hingga sebagian besar hewan ternak di Garut sudah terpapar," kata Sofyan.

Ia menyampaikan usulan vaksin PMK ke pusat itu sesuai dengan jumlah populasi hewan ternak, terutama sapi perah yang ada di Garut. Sambil menunggu vaksin PMK datang, kata dia, maka pihaknya melakukan pengobatan terhadap hewan ternak yang sakit akibat terjangkit PMK.

"Pengobatan terus kami lakukan selama belum ada vaksin," katanya.

Ia mengungkapkan stok obat-obatan untuk menangani ternak yang terjangkit PMK tersisa 2.500 dosis, dan akan terus menipis karena setiap hari digunakan agar ternak bisa kembali sehat.

"Kalau belum divaksin kebutuhan obat akan terus bertambah, makanya vaksinasi harus segera dilakukan," katanya.

Hasil laporan tim kesehatan hewan tercatat telah menunjukkan sembuh atau perbaikan kondisi setelah pengobatan sebanyak 1.429 ternak, dan ternak bergejala PMK yang mati tercatat sebanyak 51 ekor.

 

Pewarta: Aditya Ramadhan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022