Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menghadirkan "Blanjakeun" sebuah toko atau tempat pemasaran bagi pelaku usaha makanan yang berasal dari Bandung Raya, Majalengka, Sumedang, Garut dan Purwakarta di Kota Bandung.

"(Blanjakeun) ini adalah wujud nyata kolaborasi kita semua, di tengah menghadapi resesi ekonomi khususnya dalam rangka pemulihan sektor UMKM di tengah situasi pandemi," kata Ketua Harian Komite Pemulihan Ekonomi Jawa Barat Ipong Witono disela-sela peresmian toko Blanjakeun, di Bober Cafe Jalan LLRE Martadinata Kota Bandung, Rabu.

Menurut Ipong, sebelumnya komunitas UMKM yang tergabung dalam berbagai asosiasi telah mengadakan kurasi terhadap berbagai produk UMKM terbaik sebelum ditampilkan di toko Blanjakeun.

Hasilnya, ada sebanyak 176 UMKM yang berhasil lolos atau produknya ditampilkan di Blanjakeun.

Ia mengatakan dengan hadirnya Blanjakein maka pelaku UMKM bisa lebih mudah memasarkan produknya.

Selain itu, UMKM bisa langsung menerima pembayaran karena tidak seperti mereka masuk ke toko atau supermarket yang pembayaran dengan sistem konsinyasi.

Produk yang dipasarkan terdiri dari aneka kripik, aneka kue kering, aneka sambal, aneka abon, kuliner beku umur simpan maksimal tujuh hari serta minuman kemasan umur simpan maksimal tujuh hari.

Untuk mendukung pemasaran, pemerintah provinsi Jawa Barat memberikan subsidi ongkos kirim untuk yang dikerjasamakan dengan PT Grab.

Bentuk subsidi ongkos kirim diberikan pada konsumen yang membeli produk di Blanjakeun baik di aplikasi grab mart, maupun pengiriman produk (grab ekspres). Subsidi ongkos kirim yang diberikan adalah sebesar Rp5.000 untuk 10.000 pelanggan.

Produk UMKM yang dijual di Blanjakeun bisa diperoleh melalui apllikasi grab mart, pembellian langsung di toko Blanjakeun, Bober Cafe Jalan LLRE Martadinata No 123 Bandung serta akun instagram @blanjakeun.id.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat (Jabar) Kusmana Hartadji menambahkan pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia pada dua tahun terakhir ini menurunkan kesempatan berusaha, termasuk UMKM.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Bank Indonesia, 87,5 persen UMKM termasuk di Jawa Barat terdampak pandemi.

Kondisi ini, kata dia, menyebabkan banyaknya UMKM yang menurun kegiatan usahanya, hingga terhenti.

Kusmana yang juga Ketua Divisi UMKM dan Ekonomi Kreatif KPED Provinsi Jawa Barat melihat perlu adanya keberpihakan pemerintah dalam mendukung pemasaran produk UMKM.

Ia mengatakan mengingat banyaknya UMKM Jawa Barat yang tinggal di Kabupaten dibandingkan perkotaan, dibutuhkan sebuah hub yang menjadi tempat pemasaran produk UMKM.

Pada tahun 2021, Divisi UMKM, Penerbitan dan Ekraf, merancang sebuah hub pemasaran, bekerjasama dengan koperasi. Pemilihan koperasi sebagai pengelola toko, bertujuan untuk mendorong digitalitasi koperasi, khususnya yang beranggotakan UMKM.

Sehingga selain memperkuat UMKM, koperasi juga dapat terangkat dari sisi peluang pasar serta akses digital.

Baca juga: Sertifikasi SNI tingkatkan nilai jual produk UMKM, kata Wagub Jabar

Baca juga: BI dan Pemprov Jabar fasilitasi UMKM bertemu investor di ajang WJIS 2021

Baca juga: Tiga UKM Jabar binaan Kemendag tembus pasar ekspor

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021