Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memfasilitasi UMKM untuk bertemu investor di ajang The 3rd West Java Investment Summit (WJIS) 2021.
Ketiga UMKM yang difasilitasi dengan investor ialah iPalm Trees atau produk kelapa dengan pemilik proyek CV Mitra Niaga Indonesia, Hofland Coffe punya The Gunung Luhur Berkah dan Kopi Malabar Indonesia milik CV Malabar.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dalam siaran persnya, Sabtu, menuturkan strategi pengembangan UMKM melalui skema investasi.
Wagub Jabar yang mengisi sesi tingkat tinggi pada hari kedua WJIS tersebut meyakini UMKM Jabar secara pasar sangat prospektif mengingat jumlahnya yang mencapai 5 juta unit usaha.
Salah satu cara mengembangkan UMKM adalah dengan mempermudah perizinan dan sertifikasi halal. Cara lain yaitu dengan memperkuat UMKM baik dari segi kapasitas produk, menajemen, skill, dan pemasaran.
Kemudian, kata Wagub, Pemda provinsi Jawa Barat menjalankan program penyediaan modal, pendidikan dan pembinaan, serta berkolaborasi dengan beberapa instansi.
Salah satu yang saat ini sedang berjalan adalah One Pesantren One Product (OPOP) untuk mengembangkan UMKM berbasis pesantren dan masyarakat sekitar, karena pondok pesantren banyak terdapat di perdesaan.
"Pandemi membuat ekonomi anjlok, namun pelan-pelan sudah terlihat membaik. Kami mendorong UMKM di daerah melalui pemberian modal, pelatihan dan kolaborasi dengan pihak lain. Kami sosialisasikan kemudahan ini kepada masyarakat, salah satunya melalui WJIS ini," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan salah satu keunggulan UMKM di Jabar adalah dalam bidang kreatif.
Namun diakuinya masih banyak UMKM yang menggunakan modal usaha atau modal pribadi untuk mengembangkan usahanya sehingga lama berkembang.
Untuk mempercepat perkembangan usaha UMKM, Bank Indonesia dan Pemda Provinsi Jabar berkolaborasi untuk menjembatani investor dengan pelaku UMKM potensial untuk memberikan modal investasi.
"Salah satu kunci pengembangan usaha UMKM adalah masuknya investor, yang sekiranya dapat menambah dana modal pengembangan usaha," katanya.
Menurut Hera perlu edukasi kepada pelaku UMKM agar membuka diri bagi masuknya investor untuk mengembangkan usahanya. Edukasi ini menjadi tugas bersama Bank Indonesia, Pemprov Jabar dan pihak terkait lainnya.
"Kalau ingin berkembang pesat, tidak bisa hanya mengandalkan anggaran internal dari hasil penjualan, mari membuka diri masuknya investor," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Penanman Modal Perizinan Terpdau Satpu Pintu (DPMPTSP) Jabar Noneng Komara Nengsih mengatakan di hari kedua akan terjadi pertemuan "one on one meeting" antara pelaku atau pemilik UMKM dengan investor di WJIS.
Sekitar 750 perusahaan mulai dari skala UMKM hingga berkategori besar akan menawarkan usaha mereka kepada investor dari 17 negara.
"UMKM pemenang lomba Civest, UMKM unggulan kami ikut sertakan dan ditawarkan kepada investor. Saya berharap khusus untuk UMKM investornya dari lokal Jabar," tutur Noneng.
Baca juga: Jawa Barat tawarkan proyek Wisata Ciater seluas 450 hektare ke investor
Baca juga: West Java Investment Summit 2021 bukukan investasi Rp6,5 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021