Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat terus berupaya memperkuat mitigasi di kawasan wisata yang menjadi daerah rawan terjadinya bencana alam seperti wisata gunung dan laut sebagai langkah meminimalisasi risiko dampak bencana.
"Mitigasi bencana kita sudah bagus, tahun depan Balawista kita anggarkan, wisata di kita sudah ada mitigasi kebencanaannya," kata Bupati Garut Rudy Gunawan usai kegiatan pelatihan bertemakan "Pemanfaatan Media Sosial Untuk Komunikasi Krisis Pariwisata" di Ballroom Hotel Harmoni Garut, Jumat.
Ia menuturkan Pemkab Garut sudah siap dengan mitigasi kebencanaan di wilayah pariwisata untuk mengurangi risiko bencana menimpa masyarakat maupun wisatawan.
Upaya mitigasi itu, kata dia, dibagi tugasnya, misalkan untuk wisata gunung atau hutan yang bertanggung jawab tentang mitigasinya adalah instansi lain seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Pariwisata ke gunung ini siapa yang bertanggungjawba yaitu BKSDA, selain di sini (pemda) juga ada sistem mitigasi kebencaanaan terutama tanah longsor," katanya.
Ia menyampaikan setiap objek wisata di Garut sudah ada mitigasi tentang kebencanaannya, bahkan sebelum didirikannya objek wisata sudah ada kajian tentang lingkungannya.
Seperti wisata di kawasan Darajat, Kecamatan Pasirwangi, kata dia, sudah dibuat mitigasi karena keselamatan di tempat wisata harus menjadi perhatian semua pihak.
"Darajat ada SOPnya, mitigasinya sudah dibuat, mitigasi bencananya," kata Bupati.
Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah saat hadir dalam acara tersebut menyatakan pihaknya terus mendorong kementerian yang menjadi mitra dengan Komisi X agar memperhatikan permasalahan pariwisata di Indonesia, termasuk Garut di tengah ancaman bencana alam.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kata Ferdiansyah, telah berupaya mengedukasi masyarakat maupun pemangku kepentingan di Kabupaten Garut untuk memahami mitigasi di tempat pariwisata.
"Suka tidak suka Garut ini rawan bencana, untuk itu kaitannya dengan kegiatan ini memberikan pendidikan tentang mitigasi bencana pada kepariwisataan," katanya.
Ia berharap kementerian maupun pemerintah daerah dapat memanfaatkan teknologi seperti media sosial untuk mempromosikan setiap pariwisata, termasuk mengklarifikasi apabila ada tempat wisata yang terdampak bencana alam.
Jika ada satu tempat wisata terdampak bencana di Garut, kata dia, bukan berarti Garut tidak bisa dikunjungi, untuk itu peran pemerintah bisa mengatasi masalah tersebut agar orang tetap mau datang ke Garut dengan memilih objek wisata lainnya yang aman dari bencana.
"Artinya kalau bencananya di Pameungpeuk atau di mana pun yang berjarak 60 km, bukan berarti wisatawan berhenti tidak boleh ke Garut, ada wisata lainnya yang aman, ini yang bisa dilakukan dengan menggunakan media sosial," katanya.
Baca juga: Objek wisata alam di Garut rawan bencana
Baca juga: BPBD KBB antisipasi bencana di kawasan wisata Lembang saat musim hujan
Baca juga: Longsor landa kawasan wisata Curug Cigentis di Karawang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Mitigasi bencana kita sudah bagus, tahun depan Balawista kita anggarkan, wisata di kita sudah ada mitigasi kebencanaannya," kata Bupati Garut Rudy Gunawan usai kegiatan pelatihan bertemakan "Pemanfaatan Media Sosial Untuk Komunikasi Krisis Pariwisata" di Ballroom Hotel Harmoni Garut, Jumat.
Ia menuturkan Pemkab Garut sudah siap dengan mitigasi kebencanaan di wilayah pariwisata untuk mengurangi risiko bencana menimpa masyarakat maupun wisatawan.
Upaya mitigasi itu, kata dia, dibagi tugasnya, misalkan untuk wisata gunung atau hutan yang bertanggung jawab tentang mitigasinya adalah instansi lain seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Pariwisata ke gunung ini siapa yang bertanggungjawba yaitu BKSDA, selain di sini (pemda) juga ada sistem mitigasi kebencaanaan terutama tanah longsor," katanya.
Ia menyampaikan setiap objek wisata di Garut sudah ada mitigasi tentang kebencanaannya, bahkan sebelum didirikannya objek wisata sudah ada kajian tentang lingkungannya.
Seperti wisata di kawasan Darajat, Kecamatan Pasirwangi, kata dia, sudah dibuat mitigasi karena keselamatan di tempat wisata harus menjadi perhatian semua pihak.
"Darajat ada SOPnya, mitigasinya sudah dibuat, mitigasi bencananya," kata Bupati.
Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah saat hadir dalam acara tersebut menyatakan pihaknya terus mendorong kementerian yang menjadi mitra dengan Komisi X agar memperhatikan permasalahan pariwisata di Indonesia, termasuk Garut di tengah ancaman bencana alam.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kata Ferdiansyah, telah berupaya mengedukasi masyarakat maupun pemangku kepentingan di Kabupaten Garut untuk memahami mitigasi di tempat pariwisata.
"Suka tidak suka Garut ini rawan bencana, untuk itu kaitannya dengan kegiatan ini memberikan pendidikan tentang mitigasi bencana pada kepariwisataan," katanya.
Ia berharap kementerian maupun pemerintah daerah dapat memanfaatkan teknologi seperti media sosial untuk mempromosikan setiap pariwisata, termasuk mengklarifikasi apabila ada tempat wisata yang terdampak bencana alam.
Jika ada satu tempat wisata terdampak bencana di Garut, kata dia, bukan berarti Garut tidak bisa dikunjungi, untuk itu peran pemerintah bisa mengatasi masalah tersebut agar orang tetap mau datang ke Garut dengan memilih objek wisata lainnya yang aman dari bencana.
"Artinya kalau bencananya di Pameungpeuk atau di mana pun yang berjarak 60 km, bukan berarti wisatawan berhenti tidak boleh ke Garut, ada wisata lainnya yang aman, ini yang bisa dilakukan dengan menggunakan media sosial," katanya.
Baca juga: Objek wisata alam di Garut rawan bencana
Baca juga: BPBD KBB antisipasi bencana di kawasan wisata Lembang saat musim hujan
Baca juga: Longsor landa kawasan wisata Curug Cigentis di Karawang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021