Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, membentuk tim "Gesit" atau Gerakan Penurunan Stunting Indramayu Terpadu, yang terdiri dari tingkat kabupaten, kecamatan sampai ke tingkat desa, yang dilakukan dalam rangka mempercepat penanganan "stunting" atau kerdil/gagal tumbuh.

"Dibentuknya tim 'Gesit' ini untuk mempermudah koordinasi dan penanganan kasus 'stunting' dari hulu ke hilir," kata Bupati Indramayu Nina Agustina di Indramayu, Rabu.

Nina mengatakan, semua unsur dilibatkan secara terpadu pada tim "Gesit" ini. Nantinya, seluruh anggaran, perencanaan dan kebijakan terkait penanganan "stunting" yang ada di seluruh OPD akan menjadi satu.

Ia mencontohkan tim dari unsur kesehatan misalnya, akan diisi oleh petugas gizi, petugas kesehatan lingkungan dan bidan desa.

Bupati berharap, upaya tersebut bisa berhasil dalam mengatasi kasus "stunting" di Kabupaten Indramayu. Karena, jika tidak teratasi, "stunting" akan membuat kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kurang baik.

'Stunting' ini gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Jangan sampai anak-anak Indramayu menderita 'stunting'," tuturnya.

Nina juga meminta semua pihak untuk konsen terhadap penanganan kasus "stunting". Kerja sama dan kerja keras pemerintah, swasta, dan masyarakat dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

Karena, kata Nina penanganan kasus "stunting" mempunyai keterikatan erat dengan program perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Indramayu.

'Stunting' berpengaruh besar pada indeks kesehatan dan pendidikan, sehingga penanganannya harus serius. Olah karenanya, saya perintahkan seluruh OPD agar ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan tim Gesit," katanya. 

Baca juga: Indramayu kejar capaian vaksinasi COVID-19, ini tujuannya

Baca juga: Dinkes Indramayu catat 6.120 anak alami "stunting"
 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021