Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat,  mengingatkan siswa maupun guru untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski berada di luar sekolah karena khawatir terjadi penularan COVID-19 yang akhirnya sekolah bisa kembali ditutup.

"Terutama dalam penerapan prokes, misalnya di sekolah disiplin, tapi ketika keluar sekolah buka masker, ini yang harus terus diedukasi," kata Kepala Disdik Kabupaten Garut Totong di Garut, Kamis.

Ia menuturkan hampir tujuh pekan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka sudah dilaksanakan di Kabupaten Garut dengan berupaya mematuhi prokes seperti membagi waktu belajar agar tidak terjadi kerumunan siswa.

Selain itu, kata dia, Disdik Garut setiap pekan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka yang hasilnya siswa tetap semangat belajar meskipun ada batasan dalam pelaksanaannya.

"Kita ini setiap pekan melakukan evaluasi, sampai saat ini anak-anak tetap semangat," katanya.

Ia mengungkapkan hasil evaluasi selama tujuh pekan tidak dilaporkan muncul klaster penularan COVID-19 di sekolah.

Sebelumnya, kata dia, pemerintah daerah khawatir dibukanya sekolah untuk kegiatan belajar mengajar bisa terjadi penularan COVID-19, namun hasilnya kasus di Garut justru terjadi penurunan.

"Sudah hampir tujuh pekan, tidak ada laporan munculnya klaster sekolah, kami juga sebenarnya khawatir, ada informasi di beberapa daerah ada klaster sekolah, tapi alhamdulillah kami tidak ada laporan," katanya.

Ia menyampaikan Disdik Garut terus mendorong pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi kalangan pelajar usia di atas 12 tahun untuk mewujudkan kekebalan kelompok.

"Kita sampai saat ini terus gencar untuk kegiatan vaksinasi khusus bagi pelajar," katanya.

Baca juga: Garut sudah terbebas dari zona merah penyebaran COVID-19

Baca juga: Garut vaksinasi hewan peliharaan untuk cegah bahaya rabies
 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021