Dinas Koperasi dan UMKM Pemerintah Kota Bogor mencatat hingga September tahun ini terdapat 45 ribu pelaku UMKM, naik sebanyak 17.623 (64,37 persen) dibandingkan dengan jumlah tahun 2020 sebanyak 27.377 pelaku UMKM.
Kepala Dinas UMKM Kota Bogor Samson Purba ketika dihubungi Antara di Kota Bogor, Rabu, mengatakan kenaikan jumlah pelaku UMKM itu dilatarbelakangi oleh banyak pekerja korban pemutusan hubungan kerja (PHK) selama pandemi COVID-19 beralih memilih menjadi pelaku UMKM.
Selain itu, kenaikan jumlah pelaku UMKM tersebut juga karena ada sejumlah pelaku yang pada tahun lalu belum terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM tetapi pada tahun ini telah terdaftar.
Samson Purba menambahkan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (Banpres PUM) bagi pelaku UMKM untuk menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 membuat mereka mendaftarkan usahanya di Dinas Koperasi dan UMKM.
"Jumlah UMKM bertambah terus, karena ternyata teman-teman yang tadinya pekerja beralih ke UMKM dan mereka ini sangat agresif, progresif dan adaptif," kata Samson yang juga Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Bogor.
Ia menjelaskan dari 45 ribu pelaku UMKM yang tercatat melalui pendaftaran di link web yang sempat disebar Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, sebanyak 75 persen merupakan pelaku usaha kuliner, lima persen pelaku usaha ekonomi kreatif, sisanya event organizer dan bidang jasa lain.
"Sebetulnya, usaha kuliner itu lebih singkat waktu stok barangnya, kami cenderung lebih mendorong bidang lain, tetapi mereka antusias di kuliner," katanya.
Samson menjelaskan tidak heran warga memilih usaha di masa pandemi COVID-19, karena daya beli masyarakat pada umumnya meningkat.
Hal itu didorong oleh pembatasan kegiatan menjadi di rumah saja bagi masyarakat, hampir di semua aktivitas, termasuk bekerja dan belajar selama hampir dua tahun ini.
Semua itu, katanya, berbasis perdagangan daring yang memang melesat di masa pandemi COVID-19 dan juga berkembang di Kota Bogor sebagai smart city.
"Secara positif, masyarakat kita yang kebanyakan sudah melek teknologi, khusus perdagangan digital membuat ekonomi tetap berjalan bagi mereka yang mau beradaptasi," katanya.
Pemerintah Kota Bogor telah meluncurkan sejumlah terobosan dalam membantu UMKM dengan bekerja sama penyedia aplikasi BukuWarung.
Ada pula aktivitas membuka aplikasi marketplace Bogorhitz yang sedang dalam garapan internasional dan webinar pelatihan perdagangan digital bersama berbagai narasumber, antara lain dari perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan layanan perdagangan digital.
Baca juga: UMKM Kota Bogor sudah saatnya "go digital"
Baca juga: UMKM Kota Bogor pasarkan produk secara digital lewat bogorhitz
Baca juga: DPRD Kota Bogor nilai kebijakan penguatan UMKM tepat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Dinas UMKM Kota Bogor Samson Purba ketika dihubungi Antara di Kota Bogor, Rabu, mengatakan kenaikan jumlah pelaku UMKM itu dilatarbelakangi oleh banyak pekerja korban pemutusan hubungan kerja (PHK) selama pandemi COVID-19 beralih memilih menjadi pelaku UMKM.
Selain itu, kenaikan jumlah pelaku UMKM tersebut juga karena ada sejumlah pelaku yang pada tahun lalu belum terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM tetapi pada tahun ini telah terdaftar.
Samson Purba menambahkan Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (Banpres PUM) bagi pelaku UMKM untuk menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 membuat mereka mendaftarkan usahanya di Dinas Koperasi dan UMKM.
"Jumlah UMKM bertambah terus, karena ternyata teman-teman yang tadinya pekerja beralih ke UMKM dan mereka ini sangat agresif, progresif dan adaptif," kata Samson yang juga Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Bogor.
Ia menjelaskan dari 45 ribu pelaku UMKM yang tercatat melalui pendaftaran di link web yang sempat disebar Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, sebanyak 75 persen merupakan pelaku usaha kuliner, lima persen pelaku usaha ekonomi kreatif, sisanya event organizer dan bidang jasa lain.
"Sebetulnya, usaha kuliner itu lebih singkat waktu stok barangnya, kami cenderung lebih mendorong bidang lain, tetapi mereka antusias di kuliner," katanya.
Samson menjelaskan tidak heran warga memilih usaha di masa pandemi COVID-19, karena daya beli masyarakat pada umumnya meningkat.
Hal itu didorong oleh pembatasan kegiatan menjadi di rumah saja bagi masyarakat, hampir di semua aktivitas, termasuk bekerja dan belajar selama hampir dua tahun ini.
Semua itu, katanya, berbasis perdagangan daring yang memang melesat di masa pandemi COVID-19 dan juga berkembang di Kota Bogor sebagai smart city.
"Secara positif, masyarakat kita yang kebanyakan sudah melek teknologi, khusus perdagangan digital membuat ekonomi tetap berjalan bagi mereka yang mau beradaptasi," katanya.
Pemerintah Kota Bogor telah meluncurkan sejumlah terobosan dalam membantu UMKM dengan bekerja sama penyedia aplikasi BukuWarung.
Ada pula aktivitas membuka aplikasi marketplace Bogorhitz yang sedang dalam garapan internasional dan webinar pelatihan perdagangan digital bersama berbagai narasumber, antara lain dari perusahaan penyedia layanan telekomunikasi dan layanan perdagangan digital.
Baca juga: UMKM Kota Bogor sudah saatnya "go digital"
Baca juga: UMKM Kota Bogor pasarkan produk secara digital lewat bogorhitz
Baca juga: DPRD Kota Bogor nilai kebijakan penguatan UMKM tepat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021