Bandung, 5/1 (ANTARA) - Jawa Barat menargetkan produksi padi sebesar 11,7 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2011 atau meningkat empat persen dari produksi 2010.
"Prognosa produksi tahun 2011 tidak terlalu muluk sebesar 11,7 juta ton GKG. Produksi tahun ini berhasil menembus target 11,3 juta ton GKG," kata Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat, Endang Suhendar di Bandung, Rabu.
Menurut Endang, produksi padi Jabar 2010 sebenarnya tertinggi secara nasional dengan peningkatan yang cukup signifikan. Perluasan areal tanaman padi 2010 dan terjadi peningkatkan produktifitas sepanjang tahun.
Namun dari total produksi padi di Jabar tersebut, tidak seluruhnya terserap bagi warga Jabar karena banyak yang didistribusikan ke daerah lain terutama ke Jakarta dan Banten.
"Produksi padi Jabar sebenarnya surplus, secara teknis tidak perlu impor beras. Namun distribusinya beda dengan daerah lain, banyak terserap oleh daerah lain. Jabar juga memasok pangan bagi warga DKI Jakarta," kata Endang Suhendar.
Terkait target 2011, kata Endang, Jawa Barat tidak menargetkan peningkatan produksi yang lebih besar, karena menyangkut perubahan iklim yang ekstrem dikuatirkan berpengaruh terhadap produksi padi.
"Ancaman organisme pengganggu tanaman (OPT) cukup tinggi pada 2011, selain tikus juga dari burung dan hama lainnya. Namun demikian Jabar masih tetap optimis mempertahankan produktivitas," katanya.
Menurut Dadang, optimisme mempertahankan produksi padi pada 2011 itu, tidak terlepas dari adanya dukungan program pemerintah pusat dalam penyaluran benih unggul termasuk batuan subsidi pupuk organik cair.
Sedangkan Pemprov Jabar mengalokasikan anggaran senilai Rp200 miliar pada 2011 untuk perbaikan sarana infrastruktur irigasi pedesaan.
"Program pemerintah pada 2011 ada peningkatan dan mendorong produktifitas, salah satunya perbaikan sarana irigasi pedesaan dengan anggaran senilai Rp200 miliar dari APBD Jabar," kata Endang.
Selain itu, Dinas Pertanian juga akan melakukan optimalisasi strategi dan sistem tanam agar ketersediaan pangan di Jabar tercukupi. Hal itu pula untuk menekan angka inflasi dari sektor bahan makanan di Jabar yang saat ini masih cukup tinggi di Jabar.
Selain itu, Kepala Dinas Pertanian Jabar berharap tingkat serapan beras Bulog Jabar meningkat. Saat ini serapan Jabar baru mencapai 10 persen dari total produksi padi Jabar.
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011
"Prognosa produksi tahun 2011 tidak terlalu muluk sebesar 11,7 juta ton GKG. Produksi tahun ini berhasil menembus target 11,3 juta ton GKG," kata Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat, Endang Suhendar di Bandung, Rabu.
Menurut Endang, produksi padi Jabar 2010 sebenarnya tertinggi secara nasional dengan peningkatan yang cukup signifikan. Perluasan areal tanaman padi 2010 dan terjadi peningkatkan produktifitas sepanjang tahun.
Namun dari total produksi padi di Jabar tersebut, tidak seluruhnya terserap bagi warga Jabar karena banyak yang didistribusikan ke daerah lain terutama ke Jakarta dan Banten.
"Produksi padi Jabar sebenarnya surplus, secara teknis tidak perlu impor beras. Namun distribusinya beda dengan daerah lain, banyak terserap oleh daerah lain. Jabar juga memasok pangan bagi warga DKI Jakarta," kata Endang Suhendar.
Terkait target 2011, kata Endang, Jawa Barat tidak menargetkan peningkatan produksi yang lebih besar, karena menyangkut perubahan iklim yang ekstrem dikuatirkan berpengaruh terhadap produksi padi.
"Ancaman organisme pengganggu tanaman (OPT) cukup tinggi pada 2011, selain tikus juga dari burung dan hama lainnya. Namun demikian Jabar masih tetap optimis mempertahankan produktivitas," katanya.
Menurut Dadang, optimisme mempertahankan produksi padi pada 2011 itu, tidak terlepas dari adanya dukungan program pemerintah pusat dalam penyaluran benih unggul termasuk batuan subsidi pupuk organik cair.
Sedangkan Pemprov Jabar mengalokasikan anggaran senilai Rp200 miliar pada 2011 untuk perbaikan sarana infrastruktur irigasi pedesaan.
"Program pemerintah pada 2011 ada peningkatan dan mendorong produktifitas, salah satunya perbaikan sarana irigasi pedesaan dengan anggaran senilai Rp200 miliar dari APBD Jabar," kata Endang.
Selain itu, Dinas Pertanian juga akan melakukan optimalisasi strategi dan sistem tanam agar ketersediaan pangan di Jabar tercukupi. Hal itu pula untuk menekan angka inflasi dari sektor bahan makanan di Jabar yang saat ini masih cukup tinggi di Jabar.
Selain itu, Kepala Dinas Pertanian Jabar berharap tingkat serapan beras Bulog Jabar meningkat. Saat ini serapan Jabar baru mencapai 10 persen dari total produksi padi Jabar.
Syarif A
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2011