Antarajawabarat.com, 23/7 - Rencana pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya tidak menggunakan skema "crowd funding" atau dengan cara mengumpulkan iuran dari pegawai negeri sipil seluruh Indonesia, kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
"'Enggak', 'enggak' pakai sistem itu (crowd funding)," kata Ahmad Heryawan usai menghadiri acara Silaturahim Halal Bihalal Idul Fitri Tingat Provinsi Jawa Barat, di Gedung Sate Bandung, Kamis.
Pihaknya hanya mencontohkan bahwa salah satu skema pembangunan sebuah jalan tol bisa menggunakan "crowd funding".
"'Enggak' begitu, saya hanya mencontohkan. Insya Allah tidak berat, mudah-mudahan. Toh kalau iuran juga bisa, saya begitu saja," kata dia.
Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat memerintahkan Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan dan PT Jasa Sarana untuk segera membuat perencanaan pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya yang bertujuan memecah kemacetan di Jalur Selatan Jabar.
"Segera koordinasi dengan pemerintah pusat karena jalan tol harus masuk ke induk perencanaan pusat yakni ke Badan Pengelolaan Jalan Tol (BPJT). Masuk ke situ segera kita kelola mudah-mudahan segera ada langkah perencanaan pembangunannya," kata Aher, sapaan akrab bagi Ahmad Heryawan.
Ia mengatakan pihaknya ingin membuat sebuah gebrakan dalam pembangunan jalan tol.
"Bahwa merencanakan pembangunan jalan tol itu tidak harus sampai 10 atau hingga 12 tahun. Mudah-mudahan tidak lama perencanaannya, jadi dari mulai perencanaan sampai jadi itu paling empat sampai lima tahun kira-kira jangan sampai 10 tahun," ujarnya.
Menurut dia, mulai tahun ini perencanaan untuk pembangunan jalan tol sepanjang sekitar 60 kilometer segera dilakukan.
"Kalau perencanaan pembangunannya tahun ini nah untuk pembebasan lahannya mulai tahun depan, mudah-mudahan tidak lama perencanaannya," ujarnya.
Menurut Aher, membangun sebuah jalan tol di kawasan Jawa Barat Selatan tidak semudah membangunan di kawasan Jawa Barat Utara.
"Cileunyi-Tasikmalaya itu memang tidak terlalu panjang. Tapi jalan tol di utara 60 km dengan di selatan itu beda. Di Selatan Jabar itu bisa berkelok-kelok, menembus gunung, menghubungkan dua bukit, itu lain ceritanya, beda sama utara yang lurus. Mungkin di Selatan akan sedikit agak lama karena kondisinya pegunungan," katanya.
Pihaknya telah memiliki rencana dan studi kelayakan, serta telah berkomunikasi dengan Kementerian PU sejak 2013 lalu untuk pembangunan tol di jalur selatan ini.
"Memang kita sudah ada perencanaan, FS (feasibility study) sudah ada. Mudah-mudahan tahun ini kita meminta persetujuan pusat untuk supaya jalur Cileunyi ke Tasikmalaya selanjutnya ke Ciamis menjadi bagian perencaan tol nasional," kata dia.