Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut berencana menggandeng sejumlah lembaga pada dinas pemerintahan untuk meningkatkan nilai jual produk tani agar memiliki daya saing di pasaran dan memberikan keuntungan bagi petani.
"Lembaga itu banyak pada SKPD lain, dan ini yang sedang kita koordinasikan dengan Pak Bupati dalam rangka mengkonsolidasikannya dan menata mulai hulu sampai hilir untuk mengembangkan produk tani agar memiliki nilai jual dan menguntungkan," kata Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga di Garut, Jumat.
Lembaga yang akan dilibatkan, kata dia, di antaranya yang berada di bawah Dinas Perindustrian dan Perdagangan, kemudian Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut yang memiliki peran di hilir untuk menjual maupun memasarkan produk pertanian.
"Kalau di hilir kita memikirkan produksi kita bisa di-'support' melalui komunitas," katanya.
Ia mengungkapkan selama ini yang menjadi hambatan dalam mengembangkan hasil produk pertanian yaitu mengelola dengan baik hasil dari seluruh komoditas pertanian di Kabupaten Garut dari mulai hulu sampai hilir.
Jika semua daerah panen, kata dia, maka hasilnya harus bisa dikelola dengan baik, diterima pasar sehingga memberikan keuntungan bagi petani.
"Bagaimana caranya agar produksi di masing-masing zonasi tersebut bisa terkonsolidasi produknya, tidak seperti sekarang produknya banyak tapi bercecer, tidak terkonsentrasi dalam satu kelembagaan," katanya.
Ia berharap adanya badan usaha milik petani, ada koperasi yang dikelola petani, maupun badan usaha milik desa bisa lebih tertata untuk pemasaran, maupun penjualannya, termasuk saat penanamannya sehingga ke depan tidak ada lagi hasil pertanian rugi.
Adanya konsolidasi dengan semua lembaga itu, kata dia, dapat meningkatkan posisi daya tawar maupun daya saing produk petani ke pasaran maupun perusahaan, dan tidak ada lagi pengelolaan maupun penjualannya masing-masing.
"Kita punya posisi tawar yang jelas, sementara ini produknya bercecer, masing-masing kelompok, pada saat orang butuh rutinitas yang jelas, kita sulit, ini yang agak repot, kita dikonsolidasi produksi dan konsolidasi kelembagaan," katanya.
Baca juga: Pemprov Jabar berlakukan pola hulu-hilir atasi lonjakan pasien COVID-19
Baca juga: Akhirnya polisi menangkap pemukul perawat saat tangani pasien COVID-19 di Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Lembaga itu banyak pada SKPD lain, dan ini yang sedang kita koordinasikan dengan Pak Bupati dalam rangka mengkonsolidasikannya dan menata mulai hulu sampai hilir untuk mengembangkan produk tani agar memiliki nilai jual dan menguntungkan," kata Kepala Dinas Pertanian Beni Yoga di Garut, Jumat.
Lembaga yang akan dilibatkan, kata dia, di antaranya yang berada di bawah Dinas Perindustrian dan Perdagangan, kemudian Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut yang memiliki peran di hilir untuk menjual maupun memasarkan produk pertanian.
"Kalau di hilir kita memikirkan produksi kita bisa di-'support' melalui komunitas," katanya.
Ia mengungkapkan selama ini yang menjadi hambatan dalam mengembangkan hasil produk pertanian yaitu mengelola dengan baik hasil dari seluruh komoditas pertanian di Kabupaten Garut dari mulai hulu sampai hilir.
Jika semua daerah panen, kata dia, maka hasilnya harus bisa dikelola dengan baik, diterima pasar sehingga memberikan keuntungan bagi petani.
"Bagaimana caranya agar produksi di masing-masing zonasi tersebut bisa terkonsolidasi produknya, tidak seperti sekarang produknya banyak tapi bercecer, tidak terkonsentrasi dalam satu kelembagaan," katanya.
Ia berharap adanya badan usaha milik petani, ada koperasi yang dikelola petani, maupun badan usaha milik desa bisa lebih tertata untuk pemasaran, maupun penjualannya, termasuk saat penanamannya sehingga ke depan tidak ada lagi hasil pertanian rugi.
Adanya konsolidasi dengan semua lembaga itu, kata dia, dapat meningkatkan posisi daya tawar maupun daya saing produk petani ke pasaran maupun perusahaan, dan tidak ada lagi pengelolaan maupun penjualannya masing-masing.
"Kita punya posisi tawar yang jelas, sementara ini produknya bercecer, masing-masing kelompok, pada saat orang butuh rutinitas yang jelas, kita sulit, ini yang agak repot, kita dikonsolidasi produksi dan konsolidasi kelembagaan," katanya.
Baca juga: Pemprov Jabar berlakukan pola hulu-hilir atasi lonjakan pasien COVID-19
Baca juga: Akhirnya polisi menangkap pemukul perawat saat tangani pasien COVID-19 di Garut
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021