Garut (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus melakukan penyempurnaan dan pengembangan inovasi hasil karya penyuluh pertanian dengan menciptakan penggilingan padi portabel yang memberikan manfaat mengurangi risiko biaya produksi sehingga lebih menguntungkan.
"Tinggal kita terus menyempurnakan teknologi yang dikembangkan oleh saudara Amad Nasir Ginanjar (penyuluh pertanian)," kata Kepala Dispertan Kabupaten Garut Haeruman di Garut, Minggu.
Ia menuturkan seorang penyuluh pertanian Ahmad Nasir Ginanjar (38) berhasil menciptakan karya mini huller padi portabel berbahan bakar gas yang karyanya berhasil masuk tahap finalis dalam ajang ASN Berprestasi Tingkat Jawa Barat.
Adanya karya tersebut, kata dia, tentunya akan diterapkan pada sektor pertanian di Kabupaten Garut, dan juga menjadi daya tarik daerah lain di Jawa Barat yang saat ini sudah banyak pemesanan terkait mesin tersebut.
"Akan diterapkan, iya, karena sudah ada kabupaten/kota di Jawa Barat yang memesan terkait mini huller portabel," katanya.
Ia menjelaskan, alat penggilingan padi tersebut menggunakan bahan bakar gas dengan perhitungan satu gas berat tiga kilo gram (kg) dapat menggiling hingga 400 kg beras dengan biaya penggilingan hanya Rp55 per kg.
"Ini jauh lebih murah dibandingkan penggilingan konvensional yang memakan biaya sekitar Rp700 per kilogram," katanya.
Ia juga menjelaskan kelebihan hasil dari penggilingan padi mencapai 68 persen atau lebih tinggi dari rata-rata penggilingan konvensional yang berkisar antara 60-62 persen.