Purwakarta, 4/11 (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Efendi mengatakan 12 guru yang sebelumnya dimutasi dari SMA Negeri 1 Purwakarta ke daerah pinggiran, akan dipindahkan lagi ke sekolah-sekolah di sekitar Kota Purwakarta.
"Mereka akan dipindahkan lagi ke sekolah-sekolah yang tidak jauh dari Kota Purwakarta. Tapi saya meminta mereka tetap menjalankan tugas di tempat dimana mereka sekarang ditugaskan," kata Dedi, Kamis, di Purwakarta.
Ke-12 guru itu dimutasi dari SMA Negeri 1 Purwakarta ke sekolah-sekolah di daerah pinggiran beberapa bulan lalu, setelah sebelumnya mereka melakukan mogok mengajar.
Menurut para guru, awalnya mereka menuntut adanya keterbukaan pimpinan sekolah di SMA Negeri 1 dalam pengelolaan keuangan sekolah, yang ternyata "dijawab" dengan mutasi.
"Kami diintimidasi dan dituding membangkang, sebelum akhirnya kami dimutasi ke sekolah-sekolah di daerah pinggiran," tutur seorang guru.
Para guru tersebut mensinyalir terjadi penyimpangan dalam pengelolaan keuangan SMA Negeri I Purwakarta, dan mereka telah melaporkanya ke pihak berwajib, diantaranya ke Polda Jabar.
Dedi Efendi mengatakan, pascamutasi 12 guru itu juga telah memunculkan permasalahan terganggunya proses belajar-mengajar, dan terjadi kekosongan guru di SMA 1 Purwakarta, karena belum ada guru pengganti.
Selain itu muncul keresahan di kalangan murid, terutama murid kelas III yang sedang menghadapi ujian nasional (UN).
"Murid-murid kelas III yang sedang menghadapi Ujian Nasional (UN), sekarang ini dilanda keresahan," katanya.
Ia mengakui sebelumnya telah berkirim surat ke Bupati Purwakarta, agar menangguhkan mutasi ke 12 guru SMA Negeri 1 Purwakarta tersebut.
SMA Negeri 1 Purwakarta merupakan sekolah rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).*
(pso-151/S022)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Mereka akan dipindahkan lagi ke sekolah-sekolah yang tidak jauh dari Kota Purwakarta. Tapi saya meminta mereka tetap menjalankan tugas di tempat dimana mereka sekarang ditugaskan," kata Dedi, Kamis, di Purwakarta.
Ke-12 guru itu dimutasi dari SMA Negeri 1 Purwakarta ke sekolah-sekolah di daerah pinggiran beberapa bulan lalu, setelah sebelumnya mereka melakukan mogok mengajar.
Menurut para guru, awalnya mereka menuntut adanya keterbukaan pimpinan sekolah di SMA Negeri 1 dalam pengelolaan keuangan sekolah, yang ternyata "dijawab" dengan mutasi.
"Kami diintimidasi dan dituding membangkang, sebelum akhirnya kami dimutasi ke sekolah-sekolah di daerah pinggiran," tutur seorang guru.
Para guru tersebut mensinyalir terjadi penyimpangan dalam pengelolaan keuangan SMA Negeri I Purwakarta, dan mereka telah melaporkanya ke pihak berwajib, diantaranya ke Polda Jabar.
Dedi Efendi mengatakan, pascamutasi 12 guru itu juga telah memunculkan permasalahan terganggunya proses belajar-mengajar, dan terjadi kekosongan guru di SMA 1 Purwakarta, karena belum ada guru pengganti.
Selain itu muncul keresahan di kalangan murid, terutama murid kelas III yang sedang menghadapi ujian nasional (UN).
"Murid-murid kelas III yang sedang menghadapi Ujian Nasional (UN), sekarang ini dilanda keresahan," katanya.
Ia mengakui sebelumnya telah berkirim surat ke Bupati Purwakarta, agar menangguhkan mutasi ke 12 guru SMA Negeri 1 Purwakarta tersebut.
SMA Negeri 1 Purwakarta merupakan sekolah rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI).*
(pso-151/S022)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010