Purwakarta, 21/12 (ANTARA) - Warga Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, menolak keberadaan geng motor karena ulah serta perilakunya telah meresahkan.
"Hampir setiap malam kami bersama warga 'nongkrong' di pinggir jalan untuk mengusir geng-geng motor," kata Ade, Ketua RT 12 Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta, Senin.
Ia menjelaskan, penolakan warga juga diperlihatkan dengan maraknya spanduk di berbagai pelosok Kota Purwakarta, yang bertuliskan penolakan dan sekaligus kecaman atas keberadaan geng motor di wilayah itu.
"Ulah dan perilaku geng motor telah membuat warga resah, sehingga kami sepakat mengusir mereka, di antaranya lewat spanduk," ujar Sanusi, warga Purwakarta.
Pekan lalu, seorang pelajar sebuh SMA di Purwakarta tewas akibat dikeroyok oleh sekelompok geng motor di daerah Maracang, Purwakarta.
Polisi berhasil membekuk sejumlah tersangka pelaku dalam waktu singkat.
Geng motor adalah sekelompok remaja penggemar sepeda motor, dan secara rutin setiap malam pada akhir pekan, mereka menggelar balapan liar di tempat di sekitar Kota Purwakarta.
Jalan-jalan yang seringkali digunakan sebagai arena balapan liar tersebut antara lain Jalan Basuki Rakhmat, Jalan Maracang dan Jalan Baru, Purwakarta.
Akan tetapi, balapan liar dengan suara knalpot motor memekik telinga itu seringkali berbuntut menjadi keributan.
Selain marak spanduk antigeng motor, polisi juga kerapkali menggelar operasi untuk menjaring geng-geng motor yang keberadaanya telah meresahkan warga itu.
"Setiap Sabtu malam , mulai tengah malam, kami menggelar operasi di daerah-daerah yang biasa dijadikan arena balapan liar tersebut," ujar seorang anggota Satuan Lalu Lintas Polres Purwakarta.
Adjat S