Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung menyesuaikan penyelenggaraan sejumlah agenda pariwisata di semester kedua 2021 mendatang dengan konsep hibrida karena pandemi COVID-19 belum berakhir.
Kepala Disbudpar Kota Bandung Dewi Kenny Kaniasari menjelaskan konsep hibrida yang dimaksud ialah penggabungan gelaran secara daring dan luring. Nantinya 30 persen audiens bisa menghadiri sebuah kegiatan agenda wisata tersebut.
"Kita ambil perbandingan, kita akan mendesain ulang, 70 persen itu daring dan 30 itu luring, itu pun disesuaikan dengan pembatasan protokol kesehatan," kata Kenny di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Adapun sejauh ini ia masih merancang konsep sejumlah agenda wisata itu guna mengoptimalkan pendapatan daerah. Salah satunya, kata dia, pihak Disburpar bakal menggandeng Badan Promosi Wisata Kota Bandung yang terdiri dari pihak swasta.
"Mereka 'kan bisa membantu promosi Kota Bandung, swasta kan lebih bisa melakukan ticketing misalnya," kata dia.
Menurutnya sejumlah agenda wisata itu bertujuan untuk meningkatkan kembali daya tarik wisatawan guna memulihkan tingkat perekonomian Kota Bandung yang menurun akibat pandemi COVID-19.
Meski sebagiann besar secara virtual, menurut Kenny Badan Promosi Pariwisata dapat menghadirkan ide baru untuk promosikan wisata di Ibu Kota Jawa Barat tersebut.
Sebelumnya Wali Kota Bandung Oded M Danial meminta Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung turut mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19 ini. Karena menurutnya sektor pariwisata merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Kota Bandung.
“Salah satu yang paling terdampak ialah dunia pariwisata. Seingat saya tercatat sebanyak 7.600 dunia pariwisata dari berbagai unsur terkena dampak, mulai dari perhotelan, industri kreatif dan lain lain kita merasakan dampaknya,” kata Oded.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bandung optimistis wisata bangkit dengan terapkan protokol kesehatan ketat
Baca juga: Pemkot Bandung hadirkan wisata sejarah sambil bersepeda
Baca juga: Tempat wisata di Kota Bandung kembali dibuka 2 Juni
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Disbudpar Kota Bandung Dewi Kenny Kaniasari menjelaskan konsep hibrida yang dimaksud ialah penggabungan gelaran secara daring dan luring. Nantinya 30 persen audiens bisa menghadiri sebuah kegiatan agenda wisata tersebut.
"Kita ambil perbandingan, kita akan mendesain ulang, 70 persen itu daring dan 30 itu luring, itu pun disesuaikan dengan pembatasan protokol kesehatan," kata Kenny di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Adapun sejauh ini ia masih merancang konsep sejumlah agenda wisata itu guna mengoptimalkan pendapatan daerah. Salah satunya, kata dia, pihak Disburpar bakal menggandeng Badan Promosi Wisata Kota Bandung yang terdiri dari pihak swasta.
"Mereka 'kan bisa membantu promosi Kota Bandung, swasta kan lebih bisa melakukan ticketing misalnya," kata dia.
Menurutnya sejumlah agenda wisata itu bertujuan untuk meningkatkan kembali daya tarik wisatawan guna memulihkan tingkat perekonomian Kota Bandung yang menurun akibat pandemi COVID-19.
Meski sebagiann besar secara virtual, menurut Kenny Badan Promosi Pariwisata dapat menghadirkan ide baru untuk promosikan wisata di Ibu Kota Jawa Barat tersebut.
Sebelumnya Wali Kota Bandung Oded M Danial meminta Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung turut mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi COVID-19 ini. Karena menurutnya sektor pariwisata merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Kota Bandung.
“Salah satu yang paling terdampak ialah dunia pariwisata. Seingat saya tercatat sebanyak 7.600 dunia pariwisata dari berbagai unsur terkena dampak, mulai dari perhotelan, industri kreatif dan lain lain kita merasakan dampaknya,” kata Oded.
Baca juga: Wakil Wali Kota Bandung optimistis wisata bangkit dengan terapkan protokol kesehatan ketat
Baca juga: Pemkot Bandung hadirkan wisata sejarah sambil bersepeda
Baca juga: Tempat wisata di Kota Bandung kembali dibuka 2 Juni
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021