Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyatakan petani milenial pembudidaya ikan yang merupakan peserta Program Petani Milenial diproyeksikan setiap petani bisa meraup keuntungan setidaknya Rp4,42 juta per bulan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat Hermansyah, Rabu, mengatakan telah menyeleksi 82 petani ikan milenial (PIM) yang sesuai dengan persyaratan yakni berusia 19-39, lulusan SMK perikanan atau mengenal inovasi teknologi bidang perikanan dan memiliki pengalaman sebagai pembudidaya ikan atau generasi keturunan pembudidaya ikan.
"Dan sebelumnya ada ratusan pendaftar. Dari jumlah tersebut, terdapat 44 PIM yang sudah memiliki lahan sendiri, sedangkan 38 lainnya tidak memiliki lahan (petani intensif) sehingga akan ditempatkan di sejumlah aset Dinas Kelauatan dan Perikanan Jawa Barat," kata dia.
Hermansyah memastikan pihaknya sudah menentukan komoditas yang akan dibudidayakan yakni ikan lele, nila, dan udang.
Untuk yang memiliki lahan sendiri, akan memperoleh suntikan dana Rp50 juta/orang yang bersumber dari KUR Bank BJB dan untuk pembudidaya ikan lele, modal kerja tersebut akan digunakan untuk pembuatan tiga kolam bioflok berdiameter empat meter serta pengadaan 20 ribu benih.
Sedangkan bagi pembudidaya nila akan digunakan untuk membuat lima kolam bioflok berdiamater 4 meter serta 10 ribu benih.
Sementara itu untuk kelompok petani intensif, disiapkan lahan di empat lokasi seperti di Cijengkol, Kabupaten Subang (budidaya lele), dan Ciherang, Kabupaten Cianjur (nila).
"Mereka akan diberikan masing-masing empat sampai enam bioflok," ujarnya.
Menurut Hermansyah, metode kolam bioflok dipilih karena bisa mengurangi penggunaan pakan yang harus disediakan karena ada bakterinya sehingga lebih efisien di pakan.
Apabila berhasil, masing-masing PIM diproyeksikan mendapat penghasilan Rp5,62 juta/bulan untuk budidaya lele dan menurut Hermansyah budidaya lele akan panen setiap dua bulan sekali.
"Dalam setiap panen, dari jumlah benih itu setiap petani akan memeroleh laba Rp11,258 juta. Adapun untuk budidaya nila, akan panen setiap empat bulan sekali," kata dia.
Dalam sekali panen nila, para petani muda ini diproyeksikan mendapat laba Rp17,69 juta sehingga setiap bulannya Rp4,42 juta/bulan.
Sedangkan untuk budidaya udang, lanjut Hermansyah, pihaknya menyiapkan lahan di Cibalong, Kabupaten Garut bagi enam PIM.
Di atas lahan milik Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat itu, kelompok tani tersebut akan memanfaatkan tambak seluas 1.300 meter persegi yang akan diisi 270 ribu benih udang.
Jika berhasil, masing-masing pembudidaya udang milenial ini diproyeksikan meraup untung Rp7,1 juta/bulan. "Udang juga sama, panennya setiap empat bulan sekali," katanya.
Agar target itu tercapai, Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat mendampingi PIM sejak awal, mulai dari pembekalan terkait analisa kelayakan dan penyusunan rencana kerja, pengenalan teknologi, hingga teknik pengemasan dan pemasaran.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pengawasan dan evaluasi langsung ke setiap PIM.
Lebih lanjut Hermansyah katakan, saat ini masing-masing PIM sudah memulai aktivitasnya. "Bulan April ini masih tahap pengadaan sarana," katanya.
Untuk budi daya lele, dia memproyeksikan sudah bisa dipanen pada Juni, sedangkan untuk nila dan udang pada Agustus mendatang.
Baca juga: BNI gerakkan program "milenial smartfarming" bagi petani muda
Baca juga: Petani milenial jadi profesi baru kaum muda
Baca juga: Tekad Brainy petani milenial kembangkan peternakan puyuh
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat Hermansyah, Rabu, mengatakan telah menyeleksi 82 petani ikan milenial (PIM) yang sesuai dengan persyaratan yakni berusia 19-39, lulusan SMK perikanan atau mengenal inovasi teknologi bidang perikanan dan memiliki pengalaman sebagai pembudidaya ikan atau generasi keturunan pembudidaya ikan.
"Dan sebelumnya ada ratusan pendaftar. Dari jumlah tersebut, terdapat 44 PIM yang sudah memiliki lahan sendiri, sedangkan 38 lainnya tidak memiliki lahan (petani intensif) sehingga akan ditempatkan di sejumlah aset Dinas Kelauatan dan Perikanan Jawa Barat," kata dia.
Hermansyah memastikan pihaknya sudah menentukan komoditas yang akan dibudidayakan yakni ikan lele, nila, dan udang.
Untuk yang memiliki lahan sendiri, akan memperoleh suntikan dana Rp50 juta/orang yang bersumber dari KUR Bank BJB dan untuk pembudidaya ikan lele, modal kerja tersebut akan digunakan untuk pembuatan tiga kolam bioflok berdiameter empat meter serta pengadaan 20 ribu benih.
Sedangkan bagi pembudidaya nila akan digunakan untuk membuat lima kolam bioflok berdiamater 4 meter serta 10 ribu benih.
Sementara itu untuk kelompok petani intensif, disiapkan lahan di empat lokasi seperti di Cijengkol, Kabupaten Subang (budidaya lele), dan Ciherang, Kabupaten Cianjur (nila).
"Mereka akan diberikan masing-masing empat sampai enam bioflok," ujarnya.
Menurut Hermansyah, metode kolam bioflok dipilih karena bisa mengurangi penggunaan pakan yang harus disediakan karena ada bakterinya sehingga lebih efisien di pakan.
Apabila berhasil, masing-masing PIM diproyeksikan mendapat penghasilan Rp5,62 juta/bulan untuk budidaya lele dan menurut Hermansyah budidaya lele akan panen setiap dua bulan sekali.
"Dalam setiap panen, dari jumlah benih itu setiap petani akan memeroleh laba Rp11,258 juta. Adapun untuk budidaya nila, akan panen setiap empat bulan sekali," kata dia.
Dalam sekali panen nila, para petani muda ini diproyeksikan mendapat laba Rp17,69 juta sehingga setiap bulannya Rp4,42 juta/bulan.
Sedangkan untuk budidaya udang, lanjut Hermansyah, pihaknya menyiapkan lahan di Cibalong, Kabupaten Garut bagi enam PIM.
Di atas lahan milik Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat itu, kelompok tani tersebut akan memanfaatkan tambak seluas 1.300 meter persegi yang akan diisi 270 ribu benih udang.
Jika berhasil, masing-masing pembudidaya udang milenial ini diproyeksikan meraup untung Rp7,1 juta/bulan. "Udang juga sama, panennya setiap empat bulan sekali," katanya.
Agar target itu tercapai, Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Barat mendampingi PIM sejak awal, mulai dari pembekalan terkait analisa kelayakan dan penyusunan rencana kerja, pengenalan teknologi, hingga teknik pengemasan dan pemasaran.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pengawasan dan evaluasi langsung ke setiap PIM.
Lebih lanjut Hermansyah katakan, saat ini masing-masing PIM sudah memulai aktivitasnya. "Bulan April ini masih tahap pengadaan sarana," katanya.
Untuk budi daya lele, dia memproyeksikan sudah bisa dipanen pada Juni, sedangkan untuk nila dan udang pada Agustus mendatang.
Baca juga: BNI gerakkan program "milenial smartfarming" bagi petani muda
Baca juga: Petani milenial jadi profesi baru kaum muda
Baca juga: Tekad Brainy petani milenial kembangkan peternakan puyuh
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021