Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat memastikan komoditas kebutuhan pangan pokok masyarakat tersedia aman di pasar saat Ramadhan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadi kekurangan pasokan maupun harga naik di pasaran.

"Kami wajib mengambil langkah-langkah antisipatif memastikan ketersediaan stabilitas harga bahan pokok strategis dalam kondisi sekarang masyarakat daya belinya masih belum pulih akibat pandemi COVID-19," kata Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Garut Yudi Hernawan melalui siaran pers di Garut, Sabtu.

Pemkab Garut terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menjaga ketersediaan maupun stabilitas harga bahan pokok masyarakat agar tidak terjadi kenaikan yang melambung tinggi di pasaran.

Khususnya di bulan Ramadhan, koordinasi tersebut dikuatkan untuk memastikan bahan pokok masyarakat tersedia aman di pasaran sehingga warga tidak perlu khawatir kekurangan makanan.

"Kesiapan kami menjelang Ramadhan kami menguatkan koordinasi dengan tingkat Provinsi Jawa Barat dalam hal penguatan ketahanan pangan, kemudian mengendalikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan pokok strategis," katanya.

Upaya lain yang dilakukan yaitu berkoordinasi juga dengan Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Garut untuk berusaha memulihkan perekonomian masyarakat agar daya belinya kembali normal dalam situasi pandemi COVID-19.

"Diharapkan putaran ekonomi masyarakat Garut jadi bisa lebih baik ke depan sehingga konsumsi pangan bisa lebih baik, kemudian untuk hasil pertanian juga mudah-mudahan bisa lebih ditingkatkan lagi," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut, Nia Gania Karyana, menambahkan, pihaknya telah melakukan inspeksi mendadak ke beberapa pasar untuk memastikan harga dan stok barang kebutuhan pokok menjelang Ramadhan.

"Alhamdulillah bahan pokok penting tersedia, yang lebih menggembirakan cabai merah yang semula Rp120 ribu sudah turun ke Rp80 ribu dan Rp60 ribu," katanya.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membeli barang kebutuhan pokok secara berlebihan karena akan mengganggu ketersediaan barang menjadi langka yang akhirnya harga menjadi naik.

"Mudah-mudahan masyarakat tidak melakukan 'panic buying' artinya mereka melakukan pembelian tiga kali lipat dalam jangka waktu yang singkat, wajar sajalah karena ketersediaan ada, sebab kalau terjadi seperti itu nanti persediaan barang di pasar menjadi kurang harga akan menjadi naik," katanya.

Baca juga: Pemkab Garut tingkatkan pemantauan stok pangan antisipasi kelangkaan saat COVID-19

Baca juga: Stok bawang menjadi perhatian khusus Pemkab Garut

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021