Bogor, 28/7 (ANTARA) - Satuan Reskrim Polres Kota Bogor, Jawa Barat, membentuk tim khusus memburu enam pelaku penculikan warga negara asing (WNA) asal Korea, SHS (33) yang diculik di depan Plaza Ekalokasari, Jalan Siliwangi, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Rabu (21/7).

"Kita membentuk dua tim, dibawah pimpinan saya langsung. Kita bergerak untuk mengejar para pelaku," kata Kasatreskrim Polres Kota Bogor, AKP Indra Gunawan di Bogor, Rabu.

Indra mengatakan, tim tersebut terdiri dari 10 orang dimana masing-masing tim berjumlah lima orang. Tim bergerak di dua wilayah yakni Bogor dan Jakarta.

"Kita mendapatkan informasi keberadaan pelaku berpencar-pencar, ada yang di Bogor dan ada juga yang lari ke Jakarta," ungkapnya.

Dia mengakui bahwa saat ini pihaknya telah memiliki ciri-ciri dan identitas para pelaku.

Polisi juga menganalisa nomor telepon dan nomor rekening yang digunakan pelaku.

Salah satu dari pelaku diduga juga terlibat dalam penculikan seorang pelajar di Jakarta beberapa waktu lalu.

SHS adalah WNA Korea yang menikah dengan RH warga Tajur, Kampung Anyar RT 03/02, Muarasari, Bogor Selatan.

Pasangan suami istri tercatat sebagai warga Jalan Mewek, RT 04/01 Desa Mewek, Kecamatan Kalimana, Kabupaten Purbalingga.

Saat penculikan terjadi, korban dan isterinya tengah berlibur di Bogor.

Peristiwa penculikan SHS terjadi sekitar pukul 21.30 WIB usai pulang nonton di Plaza Ekalokasari.

Korban sempat disandera selama 12 jam lebih dan baru dilepaskan oleh pelaku setelah istri korban mengirimkan uang tebusan senilai Rp200 juta.

"Tapi pengiriman uang berhasil kita gagalkan sebelum sampai ke rekening pelaku. Uang selamat dan korban juga selamat," kata Indra.

Para pelaku yang mengaku dari lembaga inteligen tidak hanya menculik dan meminta tebusan, tapi juga menganiaya korban hingga akhirnya menjalani perawatan di RS Azra.

Korban mengalami trauma dan luka pada bagian wajahnya.

"Saat ini korban dan istrinya sudah diperbolehkan pulang, sekarang keduanya sudah berada di Jakarta dan akan segera kembali ke Purbalingga," sebutnya.

Laily R

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010