Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindagin) Cianjur, Jawa Barat, mencatat tingkat daya beli masyarakat selama pandemi COVID-19 terus menurun, bahkan daya beli masyarakat di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, mengalami penurunan hingga 50 persen.

Kepala Diskoperindagin Cianjur, Tohari Sastra saat dihubungi Senin, mengatakan menurunnya tingkat daya beli tersebut, sudah terjadi sejak awal pandemi, hingga saat ini, dimana sebagian besar toko dan lapak di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, memilih tutup karena sepinya pembeli.

"Turunnya daya beli ini, terjadi di seluruh Indonesia, tidak hanya di Cianjur. Hingga saat ini, rendahnya daya beli terlihat dari banyaknya toko dan lapak di pasar tradisional yang tutup karena sepinya pembeli, berbagai faktor menjadi penyebab salah satunya tingginya angka PHK," katanya.

Bahkan faktor banyaknya bantuan yang diterima warga selama pandemi, mulai dari pusat hingga daerah menjadi faktor lain, menurunnya tingkat daya beli masyarakat. Sehingga berbagai program telah disiapkan pemerintah daerah untuk mengembalikan perekonomian setelah pandemi.

Pihaknya berharap seiring masuknya bulan puasa dan tuntasnya vaksinasi masal tahap III untuk masyarakat umum, dapat mengembalikan situasi kembali normal dan tingkat kesejahteraan warga kembali meningkat, seiring dibukanya kembali akses perekonomian di berbagai bidang yang tersendat selama pandemi.

"Kami berharap setelah vaksinasi tuntas, situasi kembali normal dan aktifitas ekonomi dapat kembali meningkat. Pemkab sudah menyiapkan berbagai program pemulihan, termasuk memberikan kemudahan berinvestasi di Cianjur, sebagai upaya membuka lapangan pekerjaan baru," katanya.

Kepala UPTD Pasar Cipanas Indah, Heru Haerul Hakim, mengatakan selama pandemi COVID-19 tingkat daya beli masyarakat terus menurun, hingga saat ini penurunan mencapai 50 persen, dimana angka tersebut terlihat dari jumlah toko dan lapak yang masih tetap buka dengan jumlah pembeli yang tidak bertambah.

"Kalau melihat persentase daya beli, bisa dilihat dari toko dan lapak yang masih berjualan. Lebih banyak yang tutup karena sepinya pembeli, sedangkan sisanya memilih untuk berjualan di rumah atau online, dengan harapan dapat mengurangi operasional setiap hari," katanya.

Sedangkan menjelang, masuknya bulan puasa, pihaknya berharap ada peningkatan daya beli, meski tidak besar, namun berkaca dari tahun lalu, angka daya beli cukup meningkat tiga hari menjelang masuknya bulan puasa hingga menjelang lebaran.

Baca juga: Harga cabai rawit domba di Cianjur diperkirakan bertahan tinggi hingga Lebaran

Baca juga: Diskoperindag Cianjur sebut kenaikan harga daging akibat minim stok

Baca juga: Harga daging ayam di pasar tradisional Cianjur kembali turun

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021