Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperidag) Cianjur, Jawa Barat, menilai kenaikan harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, akibat minimnya pasokan , tapi pasokan mulai lancar walaupun harga masih tinggi.
Kepala Diskoperindag Cianjur, Tohari Sastara di Cianjur Kamis, mengatakan tidak ada kelangkaan daging di Cianjur, namun stok di tingkat distributor dan rumah pemotongan hewan berkurang akibat sepinya pembeli, sehingga harga jual mengalami kenaikan dari Rp110.000 menjadi Rp120.000 per kilogram.
"Perhari ini, pasokan daging sapi sudah mulai membaik, namun harga jual masih Rp120.000 per kilogram. Kami menilai kenaikan tidak akan sampai melambung karena tingkat pemakaian berkurang, diperkirakan harga akan kembali normal dalam pekan ini," katanya.
Hendrik Ferdiansyah, seorang pedagang daging sapi di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, mengatakan kenaikan harga daging sudah terjadi sejak empat hari yang lalu, bahkan sejumlah pedagang terpaksa mogok berjualan karena sepi pembeli dampak dari kenaikan harga meski hanya Rp10.000.
"Harga daging sapi normalnya Rp110 ribu per kilogram, namun naik menjadi Rp120 ribu per kilogram, meski hanya naik Rp10 ribu, imbasnya tingkat penjualan menurun tajam. Ini kami baru buka kembali setelah mogok selama dua hari karena takut merugi akibat sepinya pembeli," katanya.
Pihaknya berharap harga kembali normal dan pembeli kembali tinggi, karena selama pendemi COVID-19 tingkat penjualan terus menurun, ditambah kenaikan harga yang dirasa cukup memberatkan pembeli."Harga normal saa masih sepi, apalagi sekarang naik, tambah sepi saja pembeli," katanya.
Sementara Ahmad (42) pedagang sate keliling, mengatakan selama pandemi COVID-19 tingkat penjualan sate terus menurun karena pembeli membatasi pengeluaran sehari-hari, ditambah seak satu pekan terakhir, harga daging kembali naik, meski hanya Rp10 ribu per kilogram dinilai cukup memberatkan.
Sehingga ia mensiasati dengan mengurangi porsi daging di setiap tusuk sate yang biasa berisi enam potongan daging, saat ini hanya empat potongan daging dengan harga per tusuk sate tetap Rp2000."Kita jual Rp2000 per tusuk karena dagingnya naik saya pilih mengurangi porsi dengan tidak merubah harga," katanya.
Baca juga: KPU Cianjur tetapkan Herman-TB Mulyana pemenang Pilkada Cianjur 2020
Baca juga: Kepala PA Cianjur positif COVID-19 seluruh kegiatan dihentikan sementara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Kepala Diskoperindag Cianjur, Tohari Sastara di Cianjur Kamis, mengatakan tidak ada kelangkaan daging di Cianjur, namun stok di tingkat distributor dan rumah pemotongan hewan berkurang akibat sepinya pembeli, sehingga harga jual mengalami kenaikan dari Rp110.000 menjadi Rp120.000 per kilogram.
"Perhari ini, pasokan daging sapi sudah mulai membaik, namun harga jual masih Rp120.000 per kilogram. Kami menilai kenaikan tidak akan sampai melambung karena tingkat pemakaian berkurang, diperkirakan harga akan kembali normal dalam pekan ini," katanya.
Hendrik Ferdiansyah, seorang pedagang daging sapi di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, mengatakan kenaikan harga daging sudah terjadi sejak empat hari yang lalu, bahkan sejumlah pedagang terpaksa mogok berjualan karena sepi pembeli dampak dari kenaikan harga meski hanya Rp10.000.
"Harga daging sapi normalnya Rp110 ribu per kilogram, namun naik menjadi Rp120 ribu per kilogram, meski hanya naik Rp10 ribu, imbasnya tingkat penjualan menurun tajam. Ini kami baru buka kembali setelah mogok selama dua hari karena takut merugi akibat sepinya pembeli," katanya.
Pihaknya berharap harga kembali normal dan pembeli kembali tinggi, karena selama pendemi COVID-19 tingkat penjualan terus menurun, ditambah kenaikan harga yang dirasa cukup memberatkan pembeli."Harga normal saa masih sepi, apalagi sekarang naik, tambah sepi saja pembeli," katanya.
Sementara Ahmad (42) pedagang sate keliling, mengatakan selama pandemi COVID-19 tingkat penjualan sate terus menurun karena pembeli membatasi pengeluaran sehari-hari, ditambah seak satu pekan terakhir, harga daging kembali naik, meski hanya Rp10 ribu per kilogram dinilai cukup memberatkan.
Sehingga ia mensiasati dengan mengurangi porsi daging di setiap tusuk sate yang biasa berisi enam potongan daging, saat ini hanya empat potongan daging dengan harga per tusuk sate tetap Rp2000."Kita jual Rp2000 per tusuk karena dagingnya naik saya pilih mengurangi porsi dengan tidak merubah harga," katanya.
Baca juga: KPU Cianjur tetapkan Herman-TB Mulyana pemenang Pilkada Cianjur 2020
Baca juga: Kepala PA Cianjur positif COVID-19 seluruh kegiatan dihentikan sementara
Editor : Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021