BPBD Cianjur, Jawa Barat, mengimbau warga di seluruh wilayah, terutama di wilayah rawan bencana, tetap waspada dan segera mengungsi jika melihat tanda alam akan terjadi bencana, karena sejak awal tahun hingga pertengahan Februari 2021, tercatat sudah 22 bencana alam terjadi di daerah itu.

"Sejak awal tahun hingga saat ini, 22 peristiwa bencana alam terjadi di Cianjur, mulai dari longsor, banjir, pergerakan tanah dan puting beliung. Bencana alam longsor mendominasi di sejumlah wilayah, mulai dari utara hingga selatan," kata Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan saat dihubungi di Cianjur, Selasa

Pihaknya mencatat selama Januari 2021 ada 15 kali terjadi bencana alam, yang didominasi longsor disertai banjir di wilayah selatan, sedangkan pada Februari terdapat tujuh kejadian yang juga didominasi longsor di wilayah utara, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Total rumah yang rusak akibat bencana alam selama dua bulan terakhir mencapai 800 rumah, 102 di antaranya rusak berat dan 118 rumah rusak sedang. Tidak hanya merusak perkampungan, longsor dan banjir juga menyebabkan tujuh jembatan penghubung antardesa putus, empat bangunan sekolah ambruk dan ratusan hektare areal pesawahan mengalami gagal panen.

"Sawah yang mengalami gagal panen akibat terendam banjir dan tertutup longsoran tanah serta beberapa belas hektare akibat pergerakan tanah. Hingga saat ini pendataan masih terus dilakukan sebagai upaya cepat untuk memberikan bantuan bagi warga yang terdampak atau yang masih mengungsi, seperti di Desa Rawabelut," katanya.

Ia menjelaskan, sebagian besar penanganan bencana yang terjadi, sudah tuntas dilakukan, termasuk membangun kembali jembatan yang putus di beberapa wilayah selatan. Hingga saat ini, pihaknya masih fokus melakukan pemantauan dan pengawasan pegerakan tanah di Kecamatan Sukaresmi.

Hingga saat ini, katanya, 22 kepala keluarga di Kecamatan Sukaresmi itu masih mengungsi karena rumah mereka tidak dapat lagi ditempati akibat pergerakan tanah terus meluas dan semakin dalam, sehingga belasan rumah warga di Kampung Cipari, Desa Rawabelut, rusak berat dan nyaris roboh.

"Kami sudah mengajukan agar perkampungan warga direlokasi karena hingga saat ini curah hujan masih tinggi dengan intensitas lama, membuat pergerakan tanah terus meluas dan semakin dalam. Kami masih menunggu lokasi yang sedang dicari dinas terkait berkoordinasi dengan desa dan kecamatan," katanya.

Baca juga: Tiga kecamatan Cianjur dilanda bencana hidrometeorologi

Baca juga: Pemkab Cianjur relokasi 22 keluarga yang alami pergerakan tanah

Baca juga: Seratusan kepala keluarga ngungsi karena pergerakan tanah di Cianjur

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021