Tim Forensik Universitas Indonesia (UI) bergabung dengan Polri dalam membantu tim Disaster Victim Identification (DVI) Sriwijaya Air SJ182 yang mengalami kejadian kecelakaan pada 9 Januari 2021 di wilayah Perairan Kepulauan Seribu.
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI drg Nurtami, Ph.D., Sp.OF(K) dalam keterangan di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis mengatakan operasi DVI diselenggarakan oleh Polri setiap terjadi bencana yang mengakibatkan korban massal.
"Tim Forensik UI berkolaborasi secara profesional dalam operasi DVI dengan tim DVI Polri," katanya.
Operasi DVI tersebut dilaksanakan sejak tanggal 9 Januari 2021 hingga saat ini di Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta.
Nurtami yang juga Ketua Tim Kedokteran Gigi Forensik UI lebih lanjut mengatakan operasi DVI terdiri atas 4 fase, yaitu fase 1 (tempat kejadian perkara); fase 2 (post mortem); fase 3 (ante mortem); dan fase 4 (rekonsiliasi).
Tim Forensik UI diperbantukan dalam fase 2, fase 3 dan fase 4. Pada fase 2, Tim Forensik UI melakukan proses identifikasi dan pendataan terhadap barang bukti korban yang berhasil dievakuasi dari fase 1, melalui pemeriksaan fisik indikasi identitas korban, dental dan DNA lanjut.
Sementara pada fase 3, tim membantu mengumpulkan dan mengkaji data-data korban dari pihak keluarga, terutama data medis, data dental, silsilah keluarga untuk data DNA pembanding, dan data penunjang lainnya. Kemudian, tim di fase 4 membantu analisis terhadap pencocokan (matching) data ante mortem dan post mortem untuk menentukan identitas korban bencana.
Operasi DVI Sriwijaya Air SJ 182 berjalan cukup lancar dan tanpa kendala berarti, sekalipun masih di masa pandemi. Seluruh petugas dituntut untuk memiliki kedisiplinan tinggi dalam bekerja, menerapkan protokol kesehatan Covid-19, dan peduli kepada lingkungan sekitarnya.
Seluruh prosedur operasi dilaksanakan secara efektif dan efisien, dan hingga hari ke-18 operasi DVI sudah mendekati 90 persen korban teridentifikasi melalui sidik jari dan DNA.
"Alhamdullilah, Tim Forensik UI sejak awal operasi DVI dilaksanakan dapat melakukan tugasnya dengan baik di pos yang sudah ditentukan masing-masing," kata Nurtami.
UI memberikan bantuan tim ahli forensik yang merupakan gabungan dari Fakultas Kedokteran, yaitu dr. Fitri Ambar Sari, Sp.F.M, MPH., dr. Oktavinda Safitry, Sp.F.M(K), M.Pd.Ked., dr. Yudy, Sp.F.M, Dr. dr. Ade Firmansyah S, Sp.F.M(K), dr. Putu Melati Suci Kusuma, Sp.F.M, dr. M. Ardhian S, Sp.F.M, dan dr. Made Ayu Mira W, Sp.F.
Selain itu, dari Fakultas Kedokteran Gigi, yaitu drg. Nurtami, Ph.D., Sp.OF(K), drg. Ken Sekar Langit, drg. Harismanto, drg. Andi Izham, S. Salsabila Kirana, S.K.G., drg. M. Garry Syahrizal H., drg.Fransisca Veyta Ayu, dan drg. Milda Mongan.
Pesawat tersebut tercatat membawa 62 orang, yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru Sriwijaya Air.
Baca juga: Tim DVI Polri identifikasi empat jenazah korban Sriwijaya Air
Baca juga: 49 jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air teridentifikasi
Baca juga: Tim DVI Polri kembali identifikasi empat jenazah korban Sriwijaya Air
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI drg Nurtami, Ph.D., Sp.OF(K) dalam keterangan di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis mengatakan operasi DVI diselenggarakan oleh Polri setiap terjadi bencana yang mengakibatkan korban massal.
"Tim Forensik UI berkolaborasi secara profesional dalam operasi DVI dengan tim DVI Polri," katanya.
Operasi DVI tersebut dilaksanakan sejak tanggal 9 Januari 2021 hingga saat ini di Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta.
Nurtami yang juga Ketua Tim Kedokteran Gigi Forensik UI lebih lanjut mengatakan operasi DVI terdiri atas 4 fase, yaitu fase 1 (tempat kejadian perkara); fase 2 (post mortem); fase 3 (ante mortem); dan fase 4 (rekonsiliasi).
Tim Forensik UI diperbantukan dalam fase 2, fase 3 dan fase 4. Pada fase 2, Tim Forensik UI melakukan proses identifikasi dan pendataan terhadap barang bukti korban yang berhasil dievakuasi dari fase 1, melalui pemeriksaan fisik indikasi identitas korban, dental dan DNA lanjut.
Sementara pada fase 3, tim membantu mengumpulkan dan mengkaji data-data korban dari pihak keluarga, terutama data medis, data dental, silsilah keluarga untuk data DNA pembanding, dan data penunjang lainnya. Kemudian, tim di fase 4 membantu analisis terhadap pencocokan (matching) data ante mortem dan post mortem untuk menentukan identitas korban bencana.
Operasi DVI Sriwijaya Air SJ 182 berjalan cukup lancar dan tanpa kendala berarti, sekalipun masih di masa pandemi. Seluruh petugas dituntut untuk memiliki kedisiplinan tinggi dalam bekerja, menerapkan protokol kesehatan Covid-19, dan peduli kepada lingkungan sekitarnya.
Seluruh prosedur operasi dilaksanakan secara efektif dan efisien, dan hingga hari ke-18 operasi DVI sudah mendekati 90 persen korban teridentifikasi melalui sidik jari dan DNA.
"Alhamdullilah, Tim Forensik UI sejak awal operasi DVI dilaksanakan dapat melakukan tugasnya dengan baik di pos yang sudah ditentukan masing-masing," kata Nurtami.
UI memberikan bantuan tim ahli forensik yang merupakan gabungan dari Fakultas Kedokteran, yaitu dr. Fitri Ambar Sari, Sp.F.M, MPH., dr. Oktavinda Safitry, Sp.F.M(K), M.Pd.Ked., dr. Yudy, Sp.F.M, Dr. dr. Ade Firmansyah S, Sp.F.M(K), dr. Putu Melati Suci Kusuma, Sp.F.M, dr. M. Ardhian S, Sp.F.M, dan dr. Made Ayu Mira W, Sp.F.
Selain itu, dari Fakultas Kedokteran Gigi, yaitu drg. Nurtami, Ph.D., Sp.OF(K), drg. Ken Sekar Langit, drg. Harismanto, drg. Andi Izham, S. Salsabila Kirana, S.K.G., drg. M. Garry Syahrizal H., drg.Fransisca Veyta Ayu, dan drg. Milda Mongan.
Pesawat tersebut tercatat membawa 62 orang, yang terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru Sriwijaya Air.
Baca juga: Tim DVI Polri identifikasi empat jenazah korban Sriwijaya Air
Baca juga: 49 jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air teridentifikasi
Baca juga: Tim DVI Polri kembali identifikasi empat jenazah korban Sriwijaya Air
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021