Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyebut sebagian petani di daerah itu ketika menggunakan pupuk subsidi melebihi dosis yang dianjurkan dan ini salah satu penyebab sering terjadinya kelangkaan pupuk.

"Sebagian petani juga menggunakan pupuk melebihi dosis (sehingga menjadi salah satu penyebab kelangkaan pupuk)," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Wasman di Cirebon, Kamis.

Wasman mengatakan idealnya satu hektare tanaman padi itu hanya menghabiskan 220 kilogram saja, akan tetapi kenyataan di lapangan mereka ketika memupuk tanamannya melebihi dosis yang telah ditentukan.

Sehingga, lanjut Wasman, menjadi salah satu penyebab kelangkaan pupuk subsidi khususnya jenis urea di pasaran dan membuat petani lainnya sulit mendapatkannya.

"Beberapa petani menggunakan pemupukan itu berlebih yang seharusnya per hektare itu 220 kilogram, tapi mereka melebihi dosis," katanya.

Menurutnya jenis pupuk subsidi yang sering hilang di pasaran yaitu pupuk jenis urea, karena memang semua tanaman pasti menggunakan pupuk tersebut.

Akan tetapi, lanjut Wasman, kelangkaan pupuk yang terjadi kali ini di Kabupaten Cirebon juga karena terkendala dalam distribusi dari produsen ke kios.

"Sehingga banyak kios yang kosong. Padahal untuk alokasi pupuk dipastikan cukup, karena ini merupakan musim tanam awal," katanya.

Sementara seorang petani, Kusyono, mengatakan dalam beberapa hari pasokan pupuk di kios memang mengalami kendala sehingga ketika ada pun harus dibagi dengan petani lain.

"Lahannya lebar tapi dapat pupuknya hanya setengah kuintal. Padahal kebutuhan cukup banyak," katanya.

Baca juga: Dinas Pertanian Cirebon sebut kelangkaan pupuk akibat distribusi terkendala

Baca juga: Pupuk Kujang Pastikan Kebutuhan Petani Cirebon Terpenuhi

Baca juga: Pemkab Cirebon Akan Tindak Kios Pupuk "Nakal"

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021