Cirebon, 7/5 (ANTARA) - Sejumlah warga Jepang secara rutin memesan batik tulis Trusmi Cirebon, kata seorang perajin batik Trusmi, Katura AR.

"Pesanan batik dari Jepang terus mengalir, tetapi kami memenuhi sesuai kemampuan membatik," katanya kepada wartawan di Cirebon, Jumat.

Menurut dia, pemesan dari Jepang tersebut sifatnya sangat khusus karena mereka tampaknya mengetahui mana batik buatannya dan batik diambil dari pengrajin lain.

Dikatakannya, pembuatan batik tulis tersebut mempunyai ciri khas dan sulit ditiru terutama kehalusan warna, sehingga konsumen Jepang mengetahui siapa pembuat batik tersebut.

"Orang Jepang menyatakan bangga dengan batik Trusmi, apalagi dicamtumkan nama pembuatnya," katanya.

Karena itu, Katura AR, yang kini memiliki sekitar 30 perajin biasanya hanya memenuhi pesanan dari Jepang sekitar empat bulan sekali.

"Membuat batik itu memerlukan keterampilan dari seni, sehingga tidak bisa dibuat dengan target waktu," katanya seraya menambahkan untuk membuat sehelai batik memerukan waktu sekitar satu bulan.

Batik yang dijual ke Jepang tersebut harganya bervariasi antara Rp250 ribu hingga Rp4juta berupa kain panjang ukuran 260 centimeter lebar sekitar satu meter.

Untuk membatik pesanan warga Jepang tersebut, kata Katura, dia sengaja memilih corak yang diinginkan dari sekitar 500 corak batik yang sudah ada.

"Kami tidak membuat coak baru, tetapi ingin melestarikan corak yang sudah ada. Ternyata warga Jepang menyukai corak tersebut," katanya.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010