BPBD Cianjur, Jawa Barat, mencatat 104 kepala keluarga yang mengungsi akibat longsor dan pergerakan tanah di Desa Sukabungah, Kecamatan Campakamulya, sebagian besar sudah pulang ke rumahnya, tetap diimbau untuk kembali ke pengungsian jika terjadi hujan deras.
"Sebagian besar sudah pulang ke rumah, namun kami mengimbau warga yang rumahnya terancam longsor dan pergerakan tanah, untuk kembali ke pengungsian kalau hujan deras dengan intensitas lama kembali terjadi, sebagai upaya antisipasi terjadinya bencana alam susulan," kataSekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan saat dihubungi Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BMKG terkait pergerakan tanah yang terjadi di desa yang berbatasan dengan Bandung Barat itu. Pasalnya pergerakan tanah kerap terjadi setiap musim penghujan tiba, sehingga untuk relokasi dibutuhkan kajian dari pihak terkait dalam hal ini BMKG.
Menurut dia, akibat pergerakan tanah yang melanda sebagian besar perkampungan di wilayah tersebut, membuat jumlah rumah yang terancam terus bertambah karena retakan tanah dengan kedalaman beragam terus sehingga jumlah rumah yang terancam tercacat mencapai 200 rumah dari pendataan awal hanya 104 rumah.
"Kami menyiagakan petugas dan relawan tanggap bencana untuk memantau dan melakukan evakuasi jika bencana alam susulan kembali terjadi, terutama pergerakan tanah yang terus meluas. Antisipasi cepat segera dilakukan dengan mengimbau warga untuk mengungsi guna menghindari korban jiwa," katanya.
Sementara Kepala Desa Sukabungah, E Juanda, mengatakan beberapa tahun yang lalu, pihaknya terpaksa merelokasi belasan kepala keluarga dari satu kedusunan karena pergerakan tanah, kemungkinan tahun ini, ungkap dia hal yang sama akan dilakukan setelah hasil kajian BMKG keluar karena pergerakan tanah cukup dalam dan terus meluas.
"Kami akan bermusyawarah dengan warga kalau nantinya harus direlokasi. Harapan kami warga dapat hidup dengan tenang tanpa ada ancaman bencana alam. Kalau yang terburuk relokasi, harapan kami dapat diterima warga karena demi keselamatan mereka," katanya.
Baca juga: Akibat jembatan ambruk, puluhan kepala keluarga di Cianjur terisolasi
Baca juga: Pemilik investasi bodong terancam hukuman 20 tahun penjara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Sebagian besar sudah pulang ke rumah, namun kami mengimbau warga yang rumahnya terancam longsor dan pergerakan tanah, untuk kembali ke pengungsian kalau hujan deras dengan intensitas lama kembali terjadi, sebagai upaya antisipasi terjadinya bencana alam susulan," kataSekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan saat dihubungi Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BMKG terkait pergerakan tanah yang terjadi di desa yang berbatasan dengan Bandung Barat itu. Pasalnya pergerakan tanah kerap terjadi setiap musim penghujan tiba, sehingga untuk relokasi dibutuhkan kajian dari pihak terkait dalam hal ini BMKG.
Menurut dia, akibat pergerakan tanah yang melanda sebagian besar perkampungan di wilayah tersebut, membuat jumlah rumah yang terancam terus bertambah karena retakan tanah dengan kedalaman beragam terus sehingga jumlah rumah yang terancam tercacat mencapai 200 rumah dari pendataan awal hanya 104 rumah.
"Kami menyiagakan petugas dan relawan tanggap bencana untuk memantau dan melakukan evakuasi jika bencana alam susulan kembali terjadi, terutama pergerakan tanah yang terus meluas. Antisipasi cepat segera dilakukan dengan mengimbau warga untuk mengungsi guna menghindari korban jiwa," katanya.
Sementara Kepala Desa Sukabungah, E Juanda, mengatakan beberapa tahun yang lalu, pihaknya terpaksa merelokasi belasan kepala keluarga dari satu kedusunan karena pergerakan tanah, kemungkinan tahun ini, ungkap dia hal yang sama akan dilakukan setelah hasil kajian BMKG keluar karena pergerakan tanah cukup dalam dan terus meluas.
"Kami akan bermusyawarah dengan warga kalau nantinya harus direlokasi. Harapan kami warga dapat hidup dengan tenang tanpa ada ancaman bencana alam. Kalau yang terburuk relokasi, harapan kami dapat diterima warga karena demi keselamatan mereka," katanya.
Baca juga: Akibat jembatan ambruk, puluhan kepala keluarga di Cianjur terisolasi
Baca juga: Pemilik investasi bodong terancam hukuman 20 tahun penjara
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020