Polda Jabar akan terus memantau dan melakukan pemeriksaan di Jalur Puncak-Cianjur, Jawa Barat, seiring tingginya angka kunjungan pendatang dan wisatawan sejak beberapa pekan terakhir yang berisiko membawa virus berbahaya karena sebagian besar berasal dari zona merah seperti Jabodetabek.
"Jalur Puncak akan menjadi perhatian khusus kami karena setiap akhir pekan antrian panjang kendaraan terlihat mulai terjadi, sehingga sangat berisiko terjadinya penularan atau terbawanya virus berbahaya oleh pendatang atau wisatawan," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Sufahriadi pada wartawan di Cianjur Kamis.
Bahkan beberapa waktu lalu, pihaknya telah menggelar tes cepat bersama Gubernur Jabar di kawasan tersebut, untuk memutus rantai penyebaran virus berbahaya termasuk Corona. Bahkan saat dilakukan tes cepat ungkap dia, ditemukan sebelas orang reaktif.
"Kebijakan pusat hingga saat ini akan tetap kita terapkan di jalur Puncak, termasuk melakukan tes cepat bagi pendatang atau wisatawan yang masuk ke wilayah Puncak-Cianjur. Hingga saat ini pun, Gubernur Jabar belum mengizinkan pedatang dari luar Jabar berkunjung ke Jabar," katanya.
Baca juga: Kapolda Jabar berharap RS Bhayangkara beri layanan prima
Sehingga penyekatan dan pemeriksaan di wilayah perbatasan termasuk di Jalur Puncak-Cianjur, tetap akan dilakukan sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 di Jabar yang saat ini sebagian besar wilayahnya sudah masuk zzona kuning dan hijau.
Sementara Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur Yusman Faisal, mengatakan tingginya angka kunjungan pendatang dan wisatawan ke wilayah Puncak-Cianjur dari zona merah seperti Jabodetabek, membuat Cianjur kembali beresiko menjadi zona merah.
Terlebih sejak satu bulan terakhir ungkap dia, Cianjur nol kasus COVID-19 mulai pasien positif, ODP dan PDP. Sehingga pihaknya segera berkoordinasi dengan Forkopimda Cianjur, untuk tetap melakukan pembatasan di kawasan Puncak-Cianjur.
"Sebagian besar mereka beresiko membawa virus berbahaya, terlebih orang tanpa gejala dan reaktif yang masuk dari luar daerah ke Cianjur. Sehingga untuk mengantisipasi pemeriksaan dan penyekatan di perbatasan tetap harus dilakukan sebagai upaya antisipasi dan memutus rantai penyebaran COVID-19," katanya.
Baca juga: Polda Jabar gelar tes COVID-19 lantatur di Samsat Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Jalur Puncak akan menjadi perhatian khusus kami karena setiap akhir pekan antrian panjang kendaraan terlihat mulai terjadi, sehingga sangat berisiko terjadinya penularan atau terbawanya virus berbahaya oleh pendatang atau wisatawan," kata Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Sufahriadi pada wartawan di Cianjur Kamis.
Bahkan beberapa waktu lalu, pihaknya telah menggelar tes cepat bersama Gubernur Jabar di kawasan tersebut, untuk memutus rantai penyebaran virus berbahaya termasuk Corona. Bahkan saat dilakukan tes cepat ungkap dia, ditemukan sebelas orang reaktif.
"Kebijakan pusat hingga saat ini akan tetap kita terapkan di jalur Puncak, termasuk melakukan tes cepat bagi pendatang atau wisatawan yang masuk ke wilayah Puncak-Cianjur. Hingga saat ini pun, Gubernur Jabar belum mengizinkan pedatang dari luar Jabar berkunjung ke Jabar," katanya.
Baca juga: Kapolda Jabar berharap RS Bhayangkara beri layanan prima
Sehingga penyekatan dan pemeriksaan di wilayah perbatasan termasuk di Jalur Puncak-Cianjur, tetap akan dilakukan sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 di Jabar yang saat ini sebagian besar wilayahnya sudah masuk zzona kuning dan hijau.
Sementara Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur Yusman Faisal, mengatakan tingginya angka kunjungan pendatang dan wisatawan ke wilayah Puncak-Cianjur dari zona merah seperti Jabodetabek, membuat Cianjur kembali beresiko menjadi zona merah.
Terlebih sejak satu bulan terakhir ungkap dia, Cianjur nol kasus COVID-19 mulai pasien positif, ODP dan PDP. Sehingga pihaknya segera berkoordinasi dengan Forkopimda Cianjur, untuk tetap melakukan pembatasan di kawasan Puncak-Cianjur.
"Sebagian besar mereka beresiko membawa virus berbahaya, terlebih orang tanpa gejala dan reaktif yang masuk dari luar daerah ke Cianjur. Sehingga untuk mengantisipasi pemeriksaan dan penyekatan di perbatasan tetap harus dilakukan sebagai upaya antisipasi dan memutus rantai penyebaran COVID-19," katanya.
Baca juga: Polda Jabar gelar tes COVID-19 lantatur di Samsat Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020