Dinas Kesehatan (Dinkes) Cianjur, Jawa Barat menyatakan kondisi Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang menjalani perawatan di rumah sakit di Cianjur, mulai membaik dan beberapa orang diantaranya segera pulang karena kondisi kesehatannya sudah normal kembali.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal saat dihubungi Jumat, mengatakan beberapa orang pasien tersebut sudah dilakukan rapid dan swab test dengan hasil negatif, sehingga mereka segera pulang karena kondisi kesehatannya sudah normal kembali.
"Untuk PDP yang masih menjalani perawatan di dua rumah sakit 26 orang dengan kondisi mulai membaik. Kami masih menunggu hasil swab beberapa orang lainnya sebelum diperbolehkan pulang," katanya.
Sedangkan PDP yang meninggal, katanya, bertambah menjadi 7 orang atas nama Ny S (49) warga Kecamatan Pacet yang diduga memiliki penyakit penyerta kronis. Pasien meninggal setelah dilakukan rapid test dan sempat diambil swab untuk diperiksa karena sempat menunjukkan gejala sesak nafas dengan suhu tubuh tinggi.
Sebelumnya, kata Yusman, pasien sempat menjalani perawatan di ruang Isolasi RSUD Cimacan, setelah dinyatakan sehat diizinkan pulang, namun tetap menjalani isolasi rumah. Selang beberapa hari kondisi Ny S kembali menurun dan dibawa ke rumah sakit yang sama.
"Informasi pasien meninggal selang beberapa jam setelah mendapat penanganan tim medis RSUD Cimacan, sempat dilakukan rapid test lagi dengan hasil sama negatif. Untuk hasil swab masih menunggu. Pasien meninggal karena penyakit yang diderita cukup kronis," katanya.
Sementara Orang Dalam Pemantauan. (ODP) yang diperkirakan terus bertambah seiring bertambahnya pemudik yang pulang kampung ke Cianjur, karena longgarnya pemeriksaan di perbatasan, sehingga memudahkan siapa saja untuk melintas dengan dalih mudik. Meskipun pemerintah sudah mengeluarkan larangan untuk mudik.
"Saya juga bingung pemeriksaan katanya diperketat tapi laporan yang kami dapat dari posko di desa jumlah pemudik terus bertambah. Bagi mereka yang sudah telanjur pulang wajib lakukan isolasi sampai tuntas agar tidak membawa dan menyebarkan virus berbahaya," katanya.
Baca juga: Puluhan ribu UMKM Cianjur gulung tikar dampak wabah COVID-19
Baca juga: Puluhan tenaga medis di Cianjur jalani isolasi mandiri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal saat dihubungi Jumat, mengatakan beberapa orang pasien tersebut sudah dilakukan rapid dan swab test dengan hasil negatif, sehingga mereka segera pulang karena kondisi kesehatannya sudah normal kembali.
"Untuk PDP yang masih menjalani perawatan di dua rumah sakit 26 orang dengan kondisi mulai membaik. Kami masih menunggu hasil swab beberapa orang lainnya sebelum diperbolehkan pulang," katanya.
Sedangkan PDP yang meninggal, katanya, bertambah menjadi 7 orang atas nama Ny S (49) warga Kecamatan Pacet yang diduga memiliki penyakit penyerta kronis. Pasien meninggal setelah dilakukan rapid test dan sempat diambil swab untuk diperiksa karena sempat menunjukkan gejala sesak nafas dengan suhu tubuh tinggi.
Sebelumnya, kata Yusman, pasien sempat menjalani perawatan di ruang Isolasi RSUD Cimacan, setelah dinyatakan sehat diizinkan pulang, namun tetap menjalani isolasi rumah. Selang beberapa hari kondisi Ny S kembali menurun dan dibawa ke rumah sakit yang sama.
"Informasi pasien meninggal selang beberapa jam setelah mendapat penanganan tim medis RSUD Cimacan, sempat dilakukan rapid test lagi dengan hasil sama negatif. Untuk hasil swab masih menunggu. Pasien meninggal karena penyakit yang diderita cukup kronis," katanya.
Sementara Orang Dalam Pemantauan. (ODP) yang diperkirakan terus bertambah seiring bertambahnya pemudik yang pulang kampung ke Cianjur, karena longgarnya pemeriksaan di perbatasan, sehingga memudahkan siapa saja untuk melintas dengan dalih mudik. Meskipun pemerintah sudah mengeluarkan larangan untuk mudik.
"Saya juga bingung pemeriksaan katanya diperketat tapi laporan yang kami dapat dari posko di desa jumlah pemudik terus bertambah. Bagi mereka yang sudah telanjur pulang wajib lakukan isolasi sampai tuntas agar tidak membawa dan menyebarkan virus berbahaya," katanya.
Baca juga: Puluhan ribu UMKM Cianjur gulung tikar dampak wabah COVID-19
Baca juga: Puluhan tenaga medis di Cianjur jalani isolasi mandiri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020