Ruang isolasi di RSUD Cianjur, Jawa Barat, akan ditambah menjadi 50 ruangan, sebagai upaya penanganan cepat bagi pasien rujukan COVID-19 karena sejak beberapa pekan terakhir jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) corona di wilayah tersebut terus bertambah.
"Penambahan ruang isolasi akan dilakukan secara bertahap dari lima ruangan menjadi 50 ruangan. Kami akan menggunakan ruang rawat inap Flamboyan sebagai tempat isolasi khusus penanganan pasien terindikasi COVID-19," kata Direktur Utama RSUD Cianjur, Ratu Tri Yulia pada wartawan, Selasa.
Ia menuturkan, seluruh ruangan yang selama ini merupakan ruangan rawat inap VIP itu, akan disulap menjadi ruang isolasi pasien COVID-19 dan beberapa ruangan lainnya akan di tempatkan di ruang ICU, agar pasien rujukan dapat ditangani di satu rumah sakit, sehingga memudahkan tim medis melakukan penanganan.
Baca juga: PMI berikan bantuan APD untuk tim medis RSUD Cianjur
Ruang rawat inap Flamboyan memiliki tiga lantai, sehingga tahap awal seluruh ruangan di lantai I akan dijadikan ruangan isolasi penanganan COVID-19 dan dilanjutkan dengan ruangan di lantai II dan III serta ruang ICU.
"Kami juga tengah menyiapkan tenaga medisnya, ketika ruangan sudah siap termasuk dengan tenaga medis yang bertugas. Tenaga medis yang disiapkan disesuaikan dengan jumlah ruangan yang ada," katanya.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan penambahan ruang isolasi khusus pasien COVID-19, harus dilakukan karena terus bertambahnya jumlah PDP setiap minggunya, sehingga beberapa orang diantaranya menjalani perawatan di RSUD Cimacan dan RSDH Cianjur.
Baca juga: Kapolres serahkan bantuan APD Bhayangkari ke RSUD Cianjur
Terlebih ungkap dia, saat ini RSUD Cianjur, merupakan rumah sakit rujukan dari Provinsi Jawa Barat, sehingga perlu dilakukan penambahan ruangan isolasi untuk penanganan pasien COVID-19 yang kemungkinan terus bertambah jumlahnya.
"Tidak hanya ruang isolasi, kami juga menyediakan rumah karantina sebagai upaya antisipasi terjadinya kepulangan warga perantau secara besar-besaran. Kami siapkan 30 ribu kamar vila yang tersebar di wilayah utara," katanya.
Meskipun ungkap dia, tidak berharap terjadi kasus PDP yang meningkat tajam, namun pihaknya telah melakukan langkah antisipasi ketika terjadi, berbagai tempat untuk isolasi telah tersedia."Setidaknya langkah antisipasi sudah dilakukan untuk jaga-jaga," katanya.
Baca juga: Antisipasi COVID-19, jadwal besuk ditiadakan di RSUD Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Penambahan ruang isolasi akan dilakukan secara bertahap dari lima ruangan menjadi 50 ruangan. Kami akan menggunakan ruang rawat inap Flamboyan sebagai tempat isolasi khusus penanganan pasien terindikasi COVID-19," kata Direktur Utama RSUD Cianjur, Ratu Tri Yulia pada wartawan, Selasa.
Ia menuturkan, seluruh ruangan yang selama ini merupakan ruangan rawat inap VIP itu, akan disulap menjadi ruang isolasi pasien COVID-19 dan beberapa ruangan lainnya akan di tempatkan di ruang ICU, agar pasien rujukan dapat ditangani di satu rumah sakit, sehingga memudahkan tim medis melakukan penanganan.
Baca juga: PMI berikan bantuan APD untuk tim medis RSUD Cianjur
Ruang rawat inap Flamboyan memiliki tiga lantai, sehingga tahap awal seluruh ruangan di lantai I akan dijadikan ruangan isolasi penanganan COVID-19 dan dilanjutkan dengan ruangan di lantai II dan III serta ruang ICU.
"Kami juga tengah menyiapkan tenaga medisnya, ketika ruangan sudah siap termasuk dengan tenaga medis yang bertugas. Tenaga medis yang disiapkan disesuaikan dengan jumlah ruangan yang ada," katanya.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan penambahan ruang isolasi khusus pasien COVID-19, harus dilakukan karena terus bertambahnya jumlah PDP setiap minggunya, sehingga beberapa orang diantaranya menjalani perawatan di RSUD Cimacan dan RSDH Cianjur.
Baca juga: Kapolres serahkan bantuan APD Bhayangkari ke RSUD Cianjur
Terlebih ungkap dia, saat ini RSUD Cianjur, merupakan rumah sakit rujukan dari Provinsi Jawa Barat, sehingga perlu dilakukan penambahan ruangan isolasi untuk penanganan pasien COVID-19 yang kemungkinan terus bertambah jumlahnya.
"Tidak hanya ruang isolasi, kami juga menyediakan rumah karantina sebagai upaya antisipasi terjadinya kepulangan warga perantau secara besar-besaran. Kami siapkan 30 ribu kamar vila yang tersebar di wilayah utara," katanya.
Meskipun ungkap dia, tidak berharap terjadi kasus PDP yang meningkat tajam, namun pihaknya telah melakukan langkah antisipasi ketika terjadi, berbagai tempat untuk isolasi telah tersedia."Setidaknya langkah antisipasi sudah dilakukan untuk jaga-jaga," katanya.
Baca juga: Antisipasi COVID-19, jadwal besuk ditiadakan di RSUD Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020