Dinas Perhubungan Kota Bogor segera melakukan pengecekan lapangan untuk menghitung kebutuhan jumlah personel serta sarana dan prasarana pada skenario lokal "lockdown" atau karantina wilayah di pusat Kota Bogor yang menjadi rencana A Pemerintah Kota Bogor.
"Personel Dishub (Dinas Perhubungan) hari ini turun ke jalan untuk menghitung sarana dan prasarana serta mengatur sementara di lokasi yang akses jalannya akan ditutup jika dilakukan lokal 'lockdown'," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo, melalui telepon selulernya kepada ANTARA, di Kota Bogor, Senin.
Menurut Eko Prabowo, personel dari Dinas Perhubungan Kota Bogor melakukan pengecekan dan pendataan sarana dan prasarana seperti "water barrier" dan rambu portable di lokasi perempatan atau pertigaan jalan, yang menjadi batas lokasi lokal "lock down".
Baca juga: Pemkot Bogor siapkan dua skenario karantina
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, penyampaikan presentasi soal dua skenario "lockdown" atau karantina wilayah, di pusat Kota Bogor dan di seluruh Kota Bogor, guna mengantisipasi DKI Jakarta menerapkan "lockdown" dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19.
Dedie A Rachim, menjelaskan dua skenario "lockdown" itu pada rapat koordinasi antara Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor dengan Bupati Bogor Ade Yasin, di Posko Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor, di Kota Bogor, Minggu.
Menurut Dedie, dua skenario rencana "lockdown" ini disiapkan guna mengantisipasi rencana DKI Jakarta untuk menerapkan "lockdown", sehingga ketika DKI Jakarta benar-benar menerapkan "lockdown", Kota Bogor sudah siap.
Baca juga: Bupati dan Wakil Wali Kota Bogor desak Anies Baswedan karantina wilayah DKI
Dedie menegaskan, kewenangan "lockdown" adalah kewenangan Pemerintah Pusat dan berada ditangan Presiden.
"Namun DKI Jakarta yang menjadi epicentrum penyebaran COVID-19 bisa saja dilakukan lockdown, sehingga Bogor sebagai daerah penyangga harus siap," katanya.
Menurut dia, dari dua skenario "lockdown" yang disiapkan Pemerintah Kota Bogor yakni rencana A, "lockdown" di pusat kota, akan menutup lima akses jalan di pusat Kota Bogor.
Kelima akses jalan yang ditutup semuanya menuju ke jalan sistem satu arah (SSA) di lingkaran Kebun Raya Bogor. Kelima akses jalan itu adalah, simpang Baranangsiang yakni di depan terminal Baranangsiang. Simpang Empang, yakni di perempatan dekat Alun-alun Empang.
Simpang Jembatan merah yakni di Jalan Merdeka menuju ke Jalan Kapten Muslihat. Simpang Air Mancur yakni dari Jalan Ahmad Yani menuju ke Jalan Sudirman. Kemudian, simpang Pangrango yakni dari jalan Salak menuju ke Jalan Pajajaran.
Dedie A Rachim juga menjelaskan soal rencana B yakni "lockdown" di seluruh Kota Bogor, akan menutup sembilan akses jalan menuju ke Kota Bogor.
"Saat ini kita melakukan simulasi dan kalkulasi, sehingga kalau DKI Jakarta menerapkan 'lockdown' Kota Bogor sudah siap," kata Eko.
Baca juga: Karantina wilayah perlu pertimbangkan anggaran dan logistik, kata analis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Personel Dishub (Dinas Perhubungan) hari ini turun ke jalan untuk menghitung sarana dan prasarana serta mengatur sementara di lokasi yang akses jalannya akan ditutup jika dilakukan lokal 'lockdown'," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo, melalui telepon selulernya kepada ANTARA, di Kota Bogor, Senin.
Menurut Eko Prabowo, personel dari Dinas Perhubungan Kota Bogor melakukan pengecekan dan pendataan sarana dan prasarana seperti "water barrier" dan rambu portable di lokasi perempatan atau pertigaan jalan, yang menjadi batas lokasi lokal "lock down".
Baca juga: Pemkot Bogor siapkan dua skenario karantina
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, penyampaikan presentasi soal dua skenario "lockdown" atau karantina wilayah, di pusat Kota Bogor dan di seluruh Kota Bogor, guna mengantisipasi DKI Jakarta menerapkan "lockdown" dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19.
Dedie A Rachim, menjelaskan dua skenario "lockdown" itu pada rapat koordinasi antara Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor dengan Bupati Bogor Ade Yasin, di Posko Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor, di Kota Bogor, Minggu.
Menurut Dedie, dua skenario rencana "lockdown" ini disiapkan guna mengantisipasi rencana DKI Jakarta untuk menerapkan "lockdown", sehingga ketika DKI Jakarta benar-benar menerapkan "lockdown", Kota Bogor sudah siap.
Baca juga: Bupati dan Wakil Wali Kota Bogor desak Anies Baswedan karantina wilayah DKI
Dedie menegaskan, kewenangan "lockdown" adalah kewenangan Pemerintah Pusat dan berada ditangan Presiden.
"Namun DKI Jakarta yang menjadi epicentrum penyebaran COVID-19 bisa saja dilakukan lockdown, sehingga Bogor sebagai daerah penyangga harus siap," katanya.
Menurut dia, dari dua skenario "lockdown" yang disiapkan Pemerintah Kota Bogor yakni rencana A, "lockdown" di pusat kota, akan menutup lima akses jalan di pusat Kota Bogor.
Kelima akses jalan yang ditutup semuanya menuju ke jalan sistem satu arah (SSA) di lingkaran Kebun Raya Bogor. Kelima akses jalan itu adalah, simpang Baranangsiang yakni di depan terminal Baranangsiang. Simpang Empang, yakni di perempatan dekat Alun-alun Empang.
Simpang Jembatan merah yakni di Jalan Merdeka menuju ke Jalan Kapten Muslihat. Simpang Air Mancur yakni dari Jalan Ahmad Yani menuju ke Jalan Sudirman. Kemudian, simpang Pangrango yakni dari jalan Salak menuju ke Jalan Pajajaran.
Dedie A Rachim juga menjelaskan soal rencana B yakni "lockdown" di seluruh Kota Bogor, akan menutup sembilan akses jalan menuju ke Kota Bogor.
"Saat ini kita melakukan simulasi dan kalkulasi, sehingga kalau DKI Jakarta menerapkan 'lockdown' Kota Bogor sudah siap," kata Eko.
Baca juga: Karantina wilayah perlu pertimbangkan anggaran dan logistik, kata analis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020