Pemerintah Kota Bogor menyiapkan dua skenario "lockdown" atau karantina wilayah yakni di pusat Kota Bogor dan di seluruh Kota Bogor guna mengantisipasi jika DKI Jakarta menerapkan hal serupa untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, menjelaskan dua skenario "lockdown" itu pada rapat koordinasi antara Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor dengan Bupati Bogor Ade Yasin, di Posko Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor, di Kota Bogor, Minggu.
Pada rapat koordinasi tersebut, Dedie A Rachim didampingi Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Bogor, Irwan Riyanto, yang juga Ketua Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor.
Menurut Dedie, dua skenario "lockdown" yang disiapkan Pemerintah Kota Bogor yakni rencana A, "lockdown" di pusat kota, akan menutup lima akses jalan di pusat kota.
Baca juga: Ridwan Kamil: Jabar terus matangkan opsi karantina wilayah
Kemudian, rencana B yakni "lockdown" di seluruh kota dengan menutup sembilan akses jalan menuju ke Kota Bogor.
Dedie menjelaskan, dua skenario rencana "lockdown" ini guna mengantisipasi rencana DKI Jakarta untuk menerapkan "lockdown".
"Karena warga Kota Bogor dan sekitarnya banyak yang bekerja di Jakarta, sehingga Kota Bogor akan menerapkan program yang sejalan dengan DKI Jakarta," katanya.
Kalau DKI Jakarta merencanakan "lockdown", katanya, maka Kota Bogor juga harus bersiap-siap.
Baca juga: Depok perlu siapkan diri karantina wilayah, kata legislator
"Jangan sampai, ketika DKI Jakarta menerapkan 'lockdown' Kota Bogor belum memiliki persiapan apa-apa," katanya.
Perihal penyiapan skenario "lockdown" ini, Dedie menyatakan, sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Barat.
"Pak Gubernur Jawa Barat, besok akan berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta untuk menyinkronkan program di DKI Jakarta dengan daerah penyangga yang masuk ke wilayah Jawa Barat," katanya.
Dedie menambahkan, Kota Bogor dan yang memiliki kaitan erat dengan Kabupaten Bogor, juga melakukan koordinasi dengan Kabupaten Bogor, guna bersama-sama menyiapkan rencana tersebut.
Baca juga: Pemkot Depok kaji terapkan opsi karantina lokal
Sementara itu, Bupati Bogor, Ade Yasin, mengatakan, pada rapat koordinasi membahas soal kemungkinan ke depan dalam menghadapi penyebaran virus corona.
"Karena Kabupaten Bogor dan Kota Bogor adalah dua daerah yang saling terkoneksi, sehingga dalam menyiapkan program strategis harus disinergikan," katanya.
Menurut Ade Yasin, apa yang terjadi di Kota Bogor bisa berdampak ke Kabupaten Bogor, sebaliknya, apa yang terjadi di Kabupaten Bogor bisa berdampak ke Kota Bogor.
"Karena itu, perlu terus berkoordinasi," katanya.
Pada rapat koordinasi, kata dia, Wakil Wali Kota Bogor menjelaskan soal rencana Pemerintah Kota Bogor ke depan, untuk mengatasi penyebaran virus corona.
"Pemerintah Kota Bogor menyampaikan skenario lockdown, karena banyak pintu dari kota ke kabupaten dan sebaliknya," katanya.
Ade menambahkan, kalau Kabupaten Bogor menerapkan "lockdown" maka pintu masuknya ada sangat banyak, sampai ratusan, sehingga kabupaten sulit melakukan langkah itu.
Baca juga: Pakar sebut kepala daerah tak berwenang menetapkan karantina
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, menjelaskan dua skenario "lockdown" itu pada rapat koordinasi antara Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor dengan Bupati Bogor Ade Yasin, di Posko Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor, di Kota Bogor, Minggu.
Pada rapat koordinasi tersebut, Dedie A Rachim didampingi Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat dan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Bogor, Irwan Riyanto, yang juga Ketua Tim Crisis Center COVID-19 Kota Bogor.
Menurut Dedie, dua skenario "lockdown" yang disiapkan Pemerintah Kota Bogor yakni rencana A, "lockdown" di pusat kota, akan menutup lima akses jalan di pusat kota.
Baca juga: Ridwan Kamil: Jabar terus matangkan opsi karantina wilayah
Kemudian, rencana B yakni "lockdown" di seluruh kota dengan menutup sembilan akses jalan menuju ke Kota Bogor.
Dedie menjelaskan, dua skenario rencana "lockdown" ini guna mengantisipasi rencana DKI Jakarta untuk menerapkan "lockdown".
"Karena warga Kota Bogor dan sekitarnya banyak yang bekerja di Jakarta, sehingga Kota Bogor akan menerapkan program yang sejalan dengan DKI Jakarta," katanya.
Kalau DKI Jakarta merencanakan "lockdown", katanya, maka Kota Bogor juga harus bersiap-siap.
Baca juga: Depok perlu siapkan diri karantina wilayah, kata legislator
"Jangan sampai, ketika DKI Jakarta menerapkan 'lockdown' Kota Bogor belum memiliki persiapan apa-apa," katanya.
Perihal penyiapan skenario "lockdown" ini, Dedie menyatakan, sudah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Barat.
"Pak Gubernur Jawa Barat, besok akan berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta untuk menyinkronkan program di DKI Jakarta dengan daerah penyangga yang masuk ke wilayah Jawa Barat," katanya.
Dedie menambahkan, Kota Bogor dan yang memiliki kaitan erat dengan Kabupaten Bogor, juga melakukan koordinasi dengan Kabupaten Bogor, guna bersama-sama menyiapkan rencana tersebut.
Baca juga: Pemkot Depok kaji terapkan opsi karantina lokal
Sementara itu, Bupati Bogor, Ade Yasin, mengatakan, pada rapat koordinasi membahas soal kemungkinan ke depan dalam menghadapi penyebaran virus corona.
"Karena Kabupaten Bogor dan Kota Bogor adalah dua daerah yang saling terkoneksi, sehingga dalam menyiapkan program strategis harus disinergikan," katanya.
Menurut Ade Yasin, apa yang terjadi di Kota Bogor bisa berdampak ke Kabupaten Bogor, sebaliknya, apa yang terjadi di Kabupaten Bogor bisa berdampak ke Kota Bogor.
"Karena itu, perlu terus berkoordinasi," katanya.
Pada rapat koordinasi, kata dia, Wakil Wali Kota Bogor menjelaskan soal rencana Pemerintah Kota Bogor ke depan, untuk mengatasi penyebaran virus corona.
"Pemerintah Kota Bogor menyampaikan skenario lockdown, karena banyak pintu dari kota ke kabupaten dan sebaliknya," katanya.
Ade menambahkan, kalau Kabupaten Bogor menerapkan "lockdown" maka pintu masuknya ada sangat banyak, sampai ratusan, sehingga kabupaten sulit melakukan langkah itu.
Baca juga: Pakar sebut kepala daerah tak berwenang menetapkan karantina
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020