Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencabut status tanggap darurat yang telah diberlakukan selama sepekan sebelumnya seiring dengan surutnya banjir di sejumlah wilayah itu.
"Tanggap darurat kami nyatakan berakhir. Status tanggap darurat kami tetapkan kemarin karena 50 plus satu wilayah terkena bencana, termasuk fasilitas umum yang tidak bisa digunakan hingga mengganggu aktivitas warga secara keseluruhan. Saat ini kondisinya sudah kondusif," kata Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja di Cikarang, Selasa.
Eka memastikan pemerintah daerah tetap siaga mengantisipasi serta menanggulangi bencana meski sudah mengakhiri status tanggap darurat mengingat banjir masih merendam beberapa permukiman warga.
"Dari laporan BPBD masih ada empat kecamatan yang terendam air setinggi 20 sampai 80 sentimeter di antaranya Kecamatan Babelan, Pebayuran, Muaragembong, dan Setu," katanya.
Kondisi terkini menyebut di empat kecamatan itu banjir kini sudah mulai surut sementara intensitas hujan juga sudah menurun.
"Petugas kami masih disiagakan di lapangan dibantu aparat kepolisian dan TNI serta para relawan dan komunitas," ungkapnya.
Sebanyak 20 dari total 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi dilanda banjir setelah pada awal tahun 2020 mengalami hal serupa bedanya saat banjir pertama pemerintah daerah masih berstatus siaga sementara pada banjir jilid dua ini statusnya dinaikkan menjadi tanggap darurat terhitung mulai 25 Februari hingga 2 Maret 2020 kemarin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Muhammad Said mengatakan ada 13.771 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir jilid dua ini.
"Terhitung mulai pekan ketiga Februari hingga kemarin. Dalam kurun waktu itu selain mengakibatkan 13.771 KK terdampak banjir juga tercatat merendam 98 titik di 41 desa yang tersebar di 20 kecamatan," kata Said.
Dia juga mengatakan pada banjir jilid kedua ini Kecamatan Muaragembong dan Cikarang Timur menjadi kecamatan dengan titik banjir terbanyak. Di Muaragembong ada 23 titik yang tersebar di tiga desa hingga menyebabkan 552 jiwa sempat mengungsi.
"Sementara di Kecamatan Cikarang Timur banjir merendam 31 titik di lima desa dengan ketinggian di atas satu meter namun baik di Cikarang Timur maupun Muaragembong banjir kini telah surut," ungkapnya.
Dari empat kecamatan yang masih terendam banjir hingga pagi ini dua titik masih menjadi fokus penanganan pihaknya yakni Kecamatan Setu dan Pebayuran dengan mengirimkan bantuan logistik dan evakuasi warga yang terisolir menggunakan perahu karet milik BPBD.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat siap bersinergi atasi banjir Jabodetabek
Baca juga: BPBD Karawang tetap siaga meski banjir berkurang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Tanggap darurat kami nyatakan berakhir. Status tanggap darurat kami tetapkan kemarin karena 50 plus satu wilayah terkena bencana, termasuk fasilitas umum yang tidak bisa digunakan hingga mengganggu aktivitas warga secara keseluruhan. Saat ini kondisinya sudah kondusif," kata Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja di Cikarang, Selasa.
Eka memastikan pemerintah daerah tetap siaga mengantisipasi serta menanggulangi bencana meski sudah mengakhiri status tanggap darurat mengingat banjir masih merendam beberapa permukiman warga.
"Dari laporan BPBD masih ada empat kecamatan yang terendam air setinggi 20 sampai 80 sentimeter di antaranya Kecamatan Babelan, Pebayuran, Muaragembong, dan Setu," katanya.
Kondisi terkini menyebut di empat kecamatan itu banjir kini sudah mulai surut sementara intensitas hujan juga sudah menurun.
"Petugas kami masih disiagakan di lapangan dibantu aparat kepolisian dan TNI serta para relawan dan komunitas," ungkapnya.
Sebanyak 20 dari total 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi dilanda banjir setelah pada awal tahun 2020 mengalami hal serupa bedanya saat banjir pertama pemerintah daerah masih berstatus siaga sementara pada banjir jilid dua ini statusnya dinaikkan menjadi tanggap darurat terhitung mulai 25 Februari hingga 2 Maret 2020 kemarin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Muhammad Said mengatakan ada 13.771 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir jilid dua ini.
"Terhitung mulai pekan ketiga Februari hingga kemarin. Dalam kurun waktu itu selain mengakibatkan 13.771 KK terdampak banjir juga tercatat merendam 98 titik di 41 desa yang tersebar di 20 kecamatan," kata Said.
Dia juga mengatakan pada banjir jilid kedua ini Kecamatan Muaragembong dan Cikarang Timur menjadi kecamatan dengan titik banjir terbanyak. Di Muaragembong ada 23 titik yang tersebar di tiga desa hingga menyebabkan 552 jiwa sempat mengungsi.
"Sementara di Kecamatan Cikarang Timur banjir merendam 31 titik di lima desa dengan ketinggian di atas satu meter namun baik di Cikarang Timur maupun Muaragembong banjir kini telah surut," ungkapnya.
Dari empat kecamatan yang masih terendam banjir hingga pagi ini dua titik masih menjadi fokus penanganan pihaknya yakni Kecamatan Setu dan Pebayuran dengan mengirimkan bantuan logistik dan evakuasi warga yang terisolir menggunakan perahu karet milik BPBD.
Baca juga: Gubernur Jawa Barat siap bersinergi atasi banjir Jabodetabek
Baca juga: BPBD Karawang tetap siaga meski banjir berkurang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020