Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, melambung jadi Rp100.000 per kilogram, akibat minimnya stok di tingkat petani, sehingga tingkat penjualan menurun tajam.
"Beberapa hari yang lalu, harga cabai rawit masih Rp30.000 per kilogram, namun hari ini melambung jadi Rp100.000 per kilogram. Sudah pasti penjualan menurun hingga 60 persen," kata Rustandi (43), pedagang di Pasar Muka, Cianjur, pada wartawan Kamis.
Ia menjelaskan, stok di tingkat pemasok minim karena pasokan dari petani pun minim akibat perubahan cuaca dari panas ke hujan, sehingga hasil panen tidak maksimal, meskipun harga melambung.
Hal yang sama ungkap dia, terjadi pada harga cabai merah yang sempat melambung menjadi Rp80.000 per kilogram. Namun harga cabai merah kembali turun menjadi Rp70.000 per kilogram sejak dua hari yang lalu.
"Tingkat pemakaian masih tetap tinggi, namun pembeli sebagian besar mengurangi pembelian dari 1 kilogram menjadi seperempat atau setengah kilogram paling banyak," katanya.
Ia menuturkan, kenaikan harga juga terjadi pada cabai keriting dari Rp30.000 per kilogram naik menjadi Rp40.000 per kilogram. Meskipun mengalami kenaikan tingkat pemakaian masih stabil untuk cabai keriting.
Kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak satu bulan terakhir tepatnya saat masuk musim hujan yang sangat berdampak terhadap hasil panen cabai yang ditanam petani.
Sementara itu Elza (45) petani cabai di Kecamatan Naringgul, Cianjur, mengatakan minimnya pasokan cabai dari petani ke pasaran karena hasil panen yang tidak maksimal akibat cuaca ekstrem.
Musim hujan seperti saat ini, ungkap dia, membuat panen petani cabai menurun hingga 50 persen, bahkan masuknya perubahan musim, tidak banyak petani yang menanam cabai karena takut merugi.
"Kami tidak mau ambil risiko menanam cabai pada musim hujan karena yang sudah-sudah petani banyak merugi dari pada untung. Harapan kami ada subsidi harga dari pemerintah, bukan bantuan pupuk atau lainnya," kata Elza.
Baca juga: Harga cabai rawit di pasar Bandung melonjak capai Rp100 ribu per kilogram
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Beberapa hari yang lalu, harga cabai rawit masih Rp30.000 per kilogram, namun hari ini melambung jadi Rp100.000 per kilogram. Sudah pasti penjualan menurun hingga 60 persen," kata Rustandi (43), pedagang di Pasar Muka, Cianjur, pada wartawan Kamis.
Ia menjelaskan, stok di tingkat pemasok minim karena pasokan dari petani pun minim akibat perubahan cuaca dari panas ke hujan, sehingga hasil panen tidak maksimal, meskipun harga melambung.
Hal yang sama ungkap dia, terjadi pada harga cabai merah yang sempat melambung menjadi Rp80.000 per kilogram. Namun harga cabai merah kembali turun menjadi Rp70.000 per kilogram sejak dua hari yang lalu.
"Tingkat pemakaian masih tetap tinggi, namun pembeli sebagian besar mengurangi pembelian dari 1 kilogram menjadi seperempat atau setengah kilogram paling banyak," katanya.
Ia menuturkan, kenaikan harga juga terjadi pada cabai keriting dari Rp30.000 per kilogram naik menjadi Rp40.000 per kilogram. Meskipun mengalami kenaikan tingkat pemakaian masih stabil untuk cabai keriting.
Kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak satu bulan terakhir tepatnya saat masuk musim hujan yang sangat berdampak terhadap hasil panen cabai yang ditanam petani.
Sementara itu Elza (45) petani cabai di Kecamatan Naringgul, Cianjur, mengatakan minimnya pasokan cabai dari petani ke pasaran karena hasil panen yang tidak maksimal akibat cuaca ekstrem.
Musim hujan seperti saat ini, ungkap dia, membuat panen petani cabai menurun hingga 50 persen, bahkan masuknya perubahan musim, tidak banyak petani yang menanam cabai karena takut merugi.
"Kami tidak mau ambil risiko menanam cabai pada musim hujan karena yang sudah-sudah petani banyak merugi dari pada untung. Harapan kami ada subsidi harga dari pemerintah, bukan bantuan pupuk atau lainnya," kata Elza.
Baca juga: Harga cabai rawit di pasar Bandung melonjak capai Rp100 ribu per kilogram
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020