Perum Bulog Cabang Cirebon, Jawa Barat, mengakui sangat membutuhkan penyaluran beras yang telah diserap pada masa panen 2019 dan masih tersimpan di gudang, agar pada tahun depan bisa kembali menyerap beras milik petani.

"Kita berharap adanya penyaluran yang bisa dilakukan oleh Perum Bulog, sehingga beras yang masih kita simpan bisa dikeluarkan," kata Wakil Pimpinan Perum Bulog Cabang Cirebon Chrisvon Tua Situmorang di Cirebon, Rabu.

Chrisvon mengatakan setelah ditiadakannya beras Rastra, Perum Bulog belum bisa menyalurkan beras yang saat ini menumpuk di beberapa gudang.

Padahal selama ini Perum Bulog terus diberikan tugas untuk melakukan penyerapan beras milik petani dan itu sesuai aturan yang ada.

"Namun untuk penyalurannya saat ini tidak ada, sekarang kita terus menyerap saja," ujarnya.

Menurutnya saat ini saja beras yang berada di gudang sudah mencapai 101 ribu ton dan ketika tidak ada pengeluaran, maka tidak bisa diganti yang baru.

"Kami berharap agar Bulog kembali diberi penugasan yang lebih jelas, sehingga kita bisa melakukan pengadaan dan juga penyaluran," katanya.   Dia menambahkan target penyerapan beras petani di musim panen tahun 2019 sendiri untuk Bulog Cirebon kata Chrisvon, sebesar 74 ribu ton, namun realisasinya melebihi target dan menjadi yang terbesar secara nasional.

"Penyerapan kita di tahun 2019 mencapai 79.220 ton setara beras," tuturnya.

Menurutnya target tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2018 lalu yaitu sebanyak 110 ribu ton, hal ini dikarenakan tidak adanya penyaluran setelah dihilangkannya beras Rastra.

"Tahun ini untuk penyaluran beras kita masih sangat minim, sehingga stok juga melimpah," katanya.

Baca juga: Stok beras Bulog Cirebon mencukupi hingga Juli 2021

Baca juga: Bulog Cianjur optimistis target serapan beras tetap tercapai

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019