Petani di Desa Tegalurung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada musim kemarau tahun ini lebih memilih menanam buah semangka, dikarenakan sulitnya air untuk mengaliri tanaman padi.
"Kalau sudah masuk musim kemarau, kami lebih memilih menanam semangka, karena tidak begitu membutuhkan air," kata Seorang petani Jarkoni di Indramayu, Minggu.
Jarkoni mengatakan para petani di Desa Tegalurung, Kecamat Balongan, Kabupaten Indramayu, memang lebih memilih menanam buah semangka, dikarenakan aor irigasi di daerah itu sudah mulai mengering.
Apabila dipaksakan menanam padi kata dia, dapat dipastikan tidak bisa panen, saat ini saja untuk menyirami tanamannya sudah juga susah mendapatkan air.
"Irigasi disini tidak terlalu baik, lihat saja sekarang sudah mengering," tuturnya.
Sementara petani lain Dayunah mengatakan menanam buah semangka hasilnya juga bisa sama dengan menanam padi, apalagi ketika harganya sedang tinggi.
"Hasilnya sama saja sih antara menanam padi dan buah semangka. Tapi memang lebih berat menanam semangka," katanya.
Sementara Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang menambahkan saat ini ada sekitar 3.000 hektare lebih tanaman padi terancam gagal panen, disebabkan kurangnya suplai air pada musim kemarau ini.
"Sementara laporan yang masuk ke kami ada 3.000 hektare lebih sawah yang terancam gagal panen," katanya.
Menurutnya dari 3.000 hektare lebih tanaman padi yang terancam gagal panen itu terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Losarang dan Kandanghaur.
Di mana dua kecamatan tersebut memang jauh dari Waduk Jatigede dan juga Jatiluhur, sehingga pasokan air untuk tanaman tidak bisa sampai.
"Dua kecamatan itu jauh dari sumber air dan biasanya menggunakan air hujan saja, karena irigasinya jauh," tuturnya.
Baca juga: Lahan tanaman padi 3.000 ha di Indramayu terancam gagal panen
Baca juga: 1.600 TNI-Polisi dan masyarakat bersihkan Sungai Kaligawe di Indramayu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"Kalau sudah masuk musim kemarau, kami lebih memilih menanam semangka, karena tidak begitu membutuhkan air," kata Seorang petani Jarkoni di Indramayu, Minggu.
Jarkoni mengatakan para petani di Desa Tegalurung, Kecamat Balongan, Kabupaten Indramayu, memang lebih memilih menanam buah semangka, dikarenakan aor irigasi di daerah itu sudah mulai mengering.
Apabila dipaksakan menanam padi kata dia, dapat dipastikan tidak bisa panen, saat ini saja untuk menyirami tanamannya sudah juga susah mendapatkan air.
"Irigasi disini tidak terlalu baik, lihat saja sekarang sudah mengering," tuturnya.
Sementara petani lain Dayunah mengatakan menanam buah semangka hasilnya juga bisa sama dengan menanam padi, apalagi ketika harganya sedang tinggi.
"Hasilnya sama saja sih antara menanam padi dan buah semangka. Tapi memang lebih berat menanam semangka," katanya.
Sementara Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang menambahkan saat ini ada sekitar 3.000 hektare lebih tanaman padi terancam gagal panen, disebabkan kurangnya suplai air pada musim kemarau ini.
"Sementara laporan yang masuk ke kami ada 3.000 hektare lebih sawah yang terancam gagal panen," katanya.
Menurutnya dari 3.000 hektare lebih tanaman padi yang terancam gagal panen itu terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Losarang dan Kandanghaur.
Di mana dua kecamatan tersebut memang jauh dari Waduk Jatigede dan juga Jatiluhur, sehingga pasokan air untuk tanaman tidak bisa sampai.
"Dua kecamatan itu jauh dari sumber air dan biasanya menggunakan air hujan saja, karena irigasinya jauh," tuturnya.
Baca juga: Lahan tanaman padi 3.000 ha di Indramayu terancam gagal panen
Baca juga: 1.600 TNI-Polisi dan masyarakat bersihkan Sungai Kaligawe di Indramayu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019