Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mengajukan pengadaan alatdeteksi dini bencana tsunami atau early warning system (EWS) tsunami ke pemkab karena alat yang saat ini ada sudah rusak dan belum berstatus milik daerah.

Sekretaris BPBD Cianjur, Sugeng Supriyatno di Cianjur Jumat, mengatakan ada lima unit alat deteksi dini tsunami yang terpasang di kawasan pantai selatan Cianjur, namun tiga di antaranya sudah rusak parah dan yang lainnya tidak berfungsi optimal.

"Kelima alat tersebut bukan milik Pemkab Cianjur, masih berstatus milik BNPB karena saat pemasangan, BNPB tidak langsung menyerahterimakan sebagai aset daerah, sehingga pemkab tidak dapat menganggarkan untuk perawatan dan perbaikan," katanya.

Ia mengatakan pihaknya menilai jika tidak diperbaiki atau pengadaan alat baru, dikhawatirkan Cianjur tidak bisa melakukan deteksi dini tsunami yang rentan melanda kawasan pesisir selatan.

Terlebih, kata dia, Pemkab Cianjur menekankan pencegahan bencana bukan lagi penanganan, sehingga sangat perlu ada alat baru yang mampu mendeteksi bencana agar dapat segara dilakukan pencegahan.

"BPBD akan mengajukan pengadaan alat EWS tsunami minimal terpasang tiga unit untuk memantau pantai selatan Cianjur karena alat yang merupakan milik daerah, BPBD dapat melakukan pemeliharaan tanpa menjadi temuan," katanya.

Selain itu, katanya, pihaknya juga akan mengupayakan pengadaan alat untuk mendeteksi longsor dan pergerakan tanah milik pemerintah daerah yang dapat dipasang di sejumlah titik rawan bencana.

Baca juga: Pemkab Cianjur siapkan anggaran pilkada dan pilkades 2020

Baca juga: Cuaca esktrem dingin di Gunung Gede Pangrango tidak mengurangi minat pendakian
 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019