Jakarta (Antaranews Jabar) - Setiap kelenteng, atau tempat ibadah umat Tridharma (Buddha, Konghucu dan Tao) memiliki tuan rumahnya, kata Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bakti Jakarta, Gunawan Djajaputra.
"Misalnya di Kelenteng Dharma Bakti ini, tuan rumahnya adalah Dewi Kwan Im," kata Gunawan saat ditemui di Wihara Dharma Bakti, Glodok, Jakarta Barat, Senin.
Dewi Kwan Im adalah dewi welas asih yang dikenal oleh masyarakat Tionghoa. Dalam bahasa Sansekerta, bodhisatva atau calon Buddha ini disebut dengan Avalokitesvara.
Gunawan mengatakan tuan rumah kelenteng biasanya memiliki ruangan atau tempat khusus yang berbeda dengan dewa-dewi lain yang rupangnya disimpan di dalam kelenteng.
"Kami menyebutnya rupang, meskipun masyarakat awam menyebutkan patung. Patung bisa diartikan berbeda," katanya.
Berbeda dengan Wihara Dharma Bakti, berbeda pula dengan Wihara Dharma Sakti. Wihara yang terletak bersebelahan dengan Wihara Dharma Bakti itu memiliki tuan rumah Tee Tjong Ong Poo Sat.
"Tee Tjong Ong Poo Sat adalah dewa pelindung arwah orang-orang mati. Dia yang menentukan nasib arwah seseorang setelah mati," kata pengurus Wihara Dharma Sakti Koe Hoeng Woei, yang akrab dipanggil Awoei.
Kelenteng merupakan tempat ibadah umat Tridharma, yaitu keturunan Tionghoa penganut agama Buddha, Konghucu dan Tao.
Karena aturan Orde Baru yang melarang praktik keagamaan dan budaya Tionghoa, kelenteng-kelenteng pun harus diubah namanya menjadi wihara, yang sebenarnya merupakan tempat ibadah agama Buddha.
Baca juga: Rayakan Imlek, 200 lilin dinyalakan di wihara Dharma Ramsi