Menpora: Lapangan sepak bola Cisayong gerakkan ekonomi rakyat

Menpora Imran Nahrawi (tengah) mengikuti pertandingan bola voli saat pembukaan Pekan Olahraga Perempuan (POP) di Padepokan Voli Indonesia, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jum'at (28/3). Pekan Olahraga Perempuan yang diselenggarakan Pimpinan Pusat Fatayat NU bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga yang diikuti peserta regional tiga, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat tersebut mempertandingkan olahraga bola voli, bulu tangkis dan gobak sodor berlangsung hingga 2 Oktober 2018. ANTARA JABAR/Arif Firmansyah/agr/18

Tasikmalaya (Antaranews Jabar) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan Lapangan Sepak Bola Sakti Lodaya di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mampu menggerakan ekonomi masyarakat sekitar sehingga perlu didukung dengan sering menyelenggarakan pertandingan sepak bola tingkat daerah maupun internasional.

"Nanti sektor ekonomi akan bergerak, karena akan ada yang ingin ngopi, makan, belum lagi sponsor akan datang," kata Menpora saat mengunjungi Lapang Sepak Bola Sakti Lodaya, Tasikmalaya, Selasa.

Ia menuturkan, lapang sepak bola yang telah dibangun Pemerintah Desa Cisayong akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat, seperti keberadaan warung sekitar lapang akan banyak pembeli.

Lapang sepak bola yang didirikan megah oleh pemerintah desa itu, kata dia, tidak sekadar olahraga, tetapi akan ada sektor lainnya terutama ekonomi masyarakat akan tumbuh, bahkan akan banyak orang terlibat dalam kegiatan sepak bola.

"Lapang bola ini bukan sekadar bertanding, sektor ekonomi akan bergerak kalau pertandingan tiap hari, apalagi tanpa sewa," katanya.

Ia menyampaikan, upaya Kemenpora mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitar Lapang Sakti Lodaya Cisayong yakni dengan menyelenggarakan pertandingan sepak bola tingkat internasional.

Kemenpora, lanjut dia, sebelumnya sudah menyelenggarakan kejuaraan sepak bola internasional di Bali pada 2018 yang diikuti 11 negara.

"Tahun depan 2019 usahakan penyelenggaraan kita bawa ke lapangan Sakti Lodaya," katanya.

Ia berharap, pemerintah daerah dapat mempersiapkannya untuk kedatangan tim sepak bola dari beberapa negara, seperti menyediakan tempat penginapan, hiburan maupun makanannya yang khas.

Menurut dia, kejuaraan itu akan melahirkan peluang usaha bagi masyarakat yaitu dapat menyewakan rumahnya, maupun menyiapkan makanannya.

"Tinggal disiapkan, karena atlet dari mancanegara di mana tidurnya, apa makanan khas sini, beri mereka kesan yang baik," katanya.

Kejuaraan sepak bola internasional itu, kata dia, diperkirakan akan diselenggarakan setelah Bulan Ramadan atau Juli 2019.

"Setelah Ramadan bulan Juli, tergantung pesertanya," katanya.