Garut (Antaranews Jabar) - Ratusan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, menggelar deklarasi penolakan dan melawan keberadaan penyimpangan seksual Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di lingkungan sekolah karena dapat merusak moral generasi bangsa.
"Kami melakukan deklarasi ini sebagai bentuk perang terhadap LGBT yang dapat ?merusak moral generasi muda," kata Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong di sela-sela acara deklarasi menolak LGBT di SMP Yos Sudarso, Garut, Rabu.
Ia menuturkan, deklarasi yang diikuti para kepala sekolah di Garut itu sebagai tindak lanjut adanya grup Gay pelajar Garut di media sosial Facebook.
"Di grup Facebook ramai ada Gay siswa SMP dan SMA untuk itu kami deklarasi menolak LGBT," kata Totong.
Ia mengatakan, persoalan itu perlu ditanggapi serius sebagai antisipasi agar tidak meluas atau menambah korbannya menjadi kaum LGBT.
Meskipun, lanjut dia, penyakit seksual melanda pelajar SMP dan SMA di Garut belum dapat dibuktikan secara otentik, namun semua kalangan termasuk sekolah harus mengantisipasinya.
"Sampai sekarang tidak ada laporan, mudah-mudahan yang ada di media sosial itu hanya ramai di dunia maya saja," katanya.
Ia menyampaikan, masyarakat khususnya orang tua untuk tidak terlalu khawatir dengan adanya grup media sosial pelajar gay di Garut.
Pemerintah daerah khususnya sekolah, lanjut dia, berkomitmen untuk memberikan pendidikan karakter yang terbaik sebagai upaya menyelamatkan anak didik agar tidak terjerumus menjadi LGBT.
"Kami berkomitmen untuk memberi pendidikan karakter bagi para siswa, dan kami intens melakukan razia sebagai pencegahan," katanya.
Jika ada pelajar yang diketahui LGBT, kata dia, maka pihak sekolah akan memberikan pembinaan, apabila kasusnya sangat berat akan dikeluarkan dari sekolah.
"Ada sanksi tegas yakni dikeluarkan di sekolah sebagai efek jera," katanya.