Cirebon (Antaranews Jabar) - Nelayan Cirebon, Jawa Barat, beralih profesi sementara menjadi kuli bangunan, kuli aspal dan lainnya karena adanya angin kencang yang menyebabkan gelombang tinggi.
"Saya memiliki 20 orang pekerja di kapal dan mereka memilih bekerja di darat sebagai kuli bangunan, pengaspal dan lainnya," kata seorang nelayan Warkuto di Cirebon, Jumat.
Menurut Warkuto, anak buahnya beralih pekerjaan, karena cuaca di perairan Cirebon sedang tidak baik, dimana gelombang tinggi dan angin kencang.
Kapal para nelayan, lanjut Warkuto, saat ini semuanya hampir disandarakan di muara sungai, ini karena mereka tidak bisa melaut.
Di sungai yang berbatasan langsung dengan Laut Cirebon itu, terlihat ratusan perahu nelayan yang bersandar dan tidak dioperasikan. Perahu berjajar dari muara sungai, hingga wilayah yang paling dangkal. "Jumlahnya sekitar 350 perahu," tuturnya.
Namun Warkuto lebih memilih untuk memperbaiki jaring yang biasa ia gunakan, karena angin saat ini cukup kencang. Sehingga, kondisi tersebut cukup membahayakan nelayan kecil seperti dirinya.
Angin yang kencang, kata Warkuto, akan berpengaruh terhadap arus yang cukup kencang. Sehingga ketika ia memaksakan menangkap ikan dengan kondisi angin kencang, sangat besar kemungkinannya, perahunya tidak kuat untuk menahan dan membuatnya terbalik.
Di tempat yang sama nelayan lain, Tohari mengatakan angin kencang yang melanda Cirebon saat ini, membuatnya juga memilih bersandar dibanding melaut.
"Kalau angin kencang seperti saat ini susah juga untuk menangkap ikannya," katanya.
Gelombang tinggi nelayan Cirebon jadi kuli bangunan
Jumat, 6 Juli 2018 23:38 WIB