antarajabar - Kepala Subdit Bahan Pakan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Tri Astuti Handayani mengatakan penguatan pakan bisa menekan biaya produksi peternak sapi.
"Jadi dengan adanya penguatan pakan bisa meningkatkan kuantitas susu sapi dan memangkas biaya produksi," katanya di sela-sela Seminar Penguatan Suplai, Mutu, dan Tata Cara Pemberian Pakan Sapi Perah di Jabar, Program Kerja Sama Indonesia-Belanda, di Bandung, Kamis.
Dengan adanya penguatan tersebut maka kuantitas susu murni bisa meningkat mencapai 20 persen dan biaya produksi turun hingga 30 persen.
Tri Astuti mengatakan, Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH bekerja sama dengan Kedutaan Besar Belanda dalam upaya meningkatkan kuantitas susu sapi perah.
Ia mengatakan kesepakatan itu dituangkan dalam program berupa penguatan suplai, mutu, dan tata cara pakan kepada sapi perah di Jawa Barat.
Bantuan tersebut berupa pendampingan dan pembinaan kepada kepada peternak dari di Jawa Barat melalui program Difslive (Indonesia-Dutch Programme on Food Security, Poultry & Dairy Sector).
"Begini, ini adalah program G to G antara kita dengan Belanda, tapi kami melibatkan pendidikan, pihak swasta, dan dua perusahaan Belanda," kata dia.
"Kami memberikan support tenaga ahli dan dibantu pula oleh Pemprov Jabar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat," kata dia.
Dia menjelaskan program ini sudah berjalan sejak akhir 2014 dan tahun ini pelaksanaannya diterapkan di KPGS Cikajang Kabupaten Garut dan KPSP Saluyu Kuningan. Kedua koperasi itu dipilih setelah melalui seleksi ketat dan memiliki komitmen kuat dalam menjalankan program ini.
Selama ini, kata dia, ada tiga aspek yang menjadi perhatian program tersebut yakni perbaikan pakan hijauan, pakan konsentrat, serta peningkatan kompetensi peternak, penyuluh, dan petugas teknis.
"Dan dari dari ketiga aspek itu, selama tiga tahun terakhir, pihaknya menilai progresnya cukup baik mengingat para peternak mendapat pendampingan," kata dia.
Sementara itu Ruminant Specialist and Dairy Project Manager Trouw Nutrition, Amin Sutiarto, menambahkan, selama ini peternak terbiasa memberi pakan dengan porsi dan jenis yang sama kepada sapi perah.
Namun, kata dia, perbedaan umur sapi perah dan jenisnya akan memengaruhi kebutuhan pakannya sehingga peternak harus menyesuaikan nutrisinya.
"Padahal kebutuhan nutrisi setiap sapi berbeda. Itu menjadi dasar produksi tidak optimal, badan kurus, dua hingga tiga kali melahirkan sudah ambruk, dan seterusnya. Mereka belum sadar ke sana," ucap Amin.
Amin menuturkan dengan program ini maka peternak sapi tidak hanya diberikan sasaran, tetapi juga pendampingan.