antarajabar - Dua ratusan lebih siswa SMPN 3 Sukaresmi di Kampung Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat, yang sekolahnya rusak akibat pergerakan tanah, menumpang belajar ke SDN Chandra Kusuma.
Camat Sukaresmi Aris Haryanto saat dihubungi Rabu, mengatakan, pihaknya
resmi menutup sekolah tersebut setelah berdiskusi dengan unsur muspika
dan dinas terkait di Pemkab Cianjur. Pertimbangan utamanya dilakukan
karena sekolah tersebut berada di zona merah longsor dan pergerakan
tanah.
"Pemasangan garis polisi dilakukan Polsek Sukaresmi disaksikan Camat Sukaresmi, kepala sekolah, guru dan pelajar, hal tersebut untuk menghindari korban jiwa akibat pergerakan tanah yang terus meluas dan semakin dalam," kata Camat.
Camat mengaku telah melaporkan hal tersebut ke Bupati Cianjur, termasuk rencana relokasi ke lahan baru. Warga sudah setuju lapangan sepakbola di Rawabelut dijadikan tempat pembangunan sekolah yang baru.
"Saya dapat informasi Bupati ingin secepatnya dilakukan pembangunan sekolah baru. Rencananya akan dibangun satu unit sekolah baru dengan anggaran sekitar Rp 1 miliar. Harapan kami dalam bulan ini juga pengerjaannya sudah dimulai," katanya.
Aep Saepudin guru SMPN 3 Sukaresmi, mengatakan, setelah ambruk tiga ruangan kelas di SMPN 3 Sukaresmi, kegiatan belajar mengajar sempat diliburkan.
"Harapan kami segera dibangun sekolah baru di tempat yang sudah disepakati. Saat ini proses belajar mengajar menumpang di SDN Chandra Kusuma, siswa masuk siang dan pulang sore," katanya.
Siswa SMP di Cianjur Numpang Belajar Karena Pergerakan Tanah
Rabu, 15 November 2017 16:20 WIB