Bandung (ANTARA) - Kementerian Koperasi (Kemenkop) Republik Indonesia mendorong Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) untuk dapat naik kelas dengan menyalurkan produk olahannya melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP).
Menteri Koperasi RI Ferry Juliantono di Bandung, Senin, mengatakan langkah tersebut merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mendukung koperasi peternak, termasuk KPBS, agar dapat mendirikan industri pengolahan susu ultra high temperature (UHT) serta.
“Kami di Kementerian Koperasi berkomitmen mendukung penuh KPBS agar mampu mendirikan industri pengolahan susu sendiri, terlebih produk UHT. Produk olahannya akan kami dahulukan untuk dipasarkan melalui toko-toko Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan bahwa KPBS membutuhkan investasi besar hingga ratusan miliar rupiah untuk masuk ke produksi susu UHT sehingga rencana tersebut masih perlu dimusyawarahkan secara matang di internal koperasi.
Ia juga menambahkan pihak Kemenkop siap membantu dari sisi studi kelayakan, pendampingan, hingga perwujudan pembangunan lini pabrik baru untuk memproduksi susu UHT apabila diperlukan.
“Jika memungkinkan, kami bantu dari sisi studi kelayakan, pendampingan, hingga perwujudan pembangunan lini pabrik baru KPBS untuk memproduksi susu UHT,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Aun Gunawan mengatakan pihaknya saat ini tengah mengembangkan berbagai unit usaha pendukung untuk memperkuat keberadaan koperasi.
Ia menjelaskan KPBS berdiri pada 1969 dan terus berkembang hingga saat ini wilayah Pangalengan dapat dikenal sebagai salah satu sentra sapi perah di Indonesia.
“Jadi sudah 56 tahun, Alhamdulillah pangalengan ini diwariskan oleh Belanda dulu, baik sapinya maupun keahlian memelihara sapi perah, itu dasarnya. Makanya sampai hari ini alhamdulillah salah satu sentra sapi perah di negeri itu adalah pangalengan,” jelasnya.
Saat ini, KPBS memiliki sekitar 4.500 anggota, dengan 2.050 peternak aktif pemilik sapi perah. Total populasi sapi di Pangalengan mencapai sekitar 16.000 ekor, dengan induk produktif sekitar 6.800 hingga 7.000 ekor.
Produksi susu sendiri ditaksir mencapai 80 ton per hari, namun baru sekitar 10 persen yang diolah menjadi produk pasteurisasi, yoghurt, dan keju mozzarella, termasuk untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selain itu, KPBS juga menyalurkan susu untuk program MBG melalui sekitar 50 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jawa Barat serta menyatakan kesiapan menjadi kakak asuh bagi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di wilayah sekitarnya.
Dari sisi kinerja keuangan, aset KPBS tercatat mencapai Rp152 miliar, dengan modal sendiri sekitar Rp22,3 miliar. Sisa Hasil Usaha (SHU) per tahun berada di kisaran Rp2,5 hingga Rp3 miliar. KPBS juga telah memperoleh komitmen pembiayaan sebesar Rp15 miliar pada 2019.
Dengan fondasi tersebut, pihaknya yakin KBPS memiliki potensi untuk terus berkembang serta perluasan peran koperasi dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi daerah.
