Petani muda lulusan Sekolah Dasar (SD) asal Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ulus Pirmawan, memperoleh penghargaan dari lembaga PBB Food and Agriculture Organization (FAO) sebagai petani teladan pada peringatan Hari Pangan Sedunia di Bangkok, Thailand, 16 Oktober.
Ulus Pirmawan mewakili Indonesia bersama empat petani teladan lainnya di kawasan Asia, Nepal, Jepang, Thailand, dan Srilangka.
"Saya mendapatkan penghargaan di bidang sektor pertanian terpadu dan memotong rantai makanan serta budidaya ramah lingkungan," kata Ulus Pirwan, pria kelahiran 16 Februari 1974 yang tinggal di Kampung Gandok, Desa Sunten Jaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, saat dihubungi Antara, di Jakarta, Minggu.
Dia mengaku tidak menyangka bakal mendapatkan penghargaan dari lembaga dunia tersebut karena selama ini dirinya hanya bekerja dan bekerja sebagai petani serta mengangkat nasib petani melalui Kelompok Tani Wargi Panggupay.
Kelompok Tani Wargi Pangguyap itu dimaksudkan untuk mengangkat harkat martabat petani yang selama ini hanya bekerja dari pagi sampai sore dan sama sekali tidak memikirkan pemasarannya. Sebelumnya produk petani hanya dijual kepada tengkulak yang tentu tidak menguntungkan petani.
"Saya ingin mengangkat mereka dari petani biasa menjadi pengusaha tani," katanya.
Ia mengatakan, petani harus memiliki kemampuan lebih dari mengetahui kalender masa tanam, apa yang harus diproduksi, sampai berapa banyak yang harus diproduksi.
Melalui Kelompok Tani Wargi Panggupay yang memiliki lima kelompok, petani bisa mengekspor sayur ke Singapura serta rutin dam menjual ke Toko Tani Indonesia Center di Ragunan, Jakarta Selatan. Setiap kelompok itu terdiri atas 20 petani.
Pasokan cabai merah Gapoktan Wargi Pangupay ke Toko Tani Indonesia Center sampai Rp11 juta per hari. Selain itu, produk pertanian binaan Ulus juga menghasilkan baby buncis, tomat, kol, brokoli, sawo, dan terong yang didistribusikan ke wilayah Bandung dan Jabodetabek.
"Intinya kelompok tani kami ini bagaimana untuk mempermudah mencari jaringan pasar," katanya.
Ulus Pirmawan juga pernah diundang ke Jepang melihat langsung bagaimana pengelolaan sektor pertanian di negara itu, termasuk pemasarannnya, pada 2014.
Laman facebook Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebutkan Ulus Pirmawan menjadi inspirasi bagi petani sekitarnya.
"Pendeknya, berkat ikhtiar Ulus dan kelompoknya, petani memperoleh jaminan pasar, menggapai stabilitas harga, dan meminimalisir tengkulak. Ulus telah berhasil menciptakan kemandirian dalam pertanian, dari sektor hulu sampai hilir, termasuk mengangkat nasib petani disekitarnya," kata Amran.
Tidak heran jika FAO menganugerahkan penghargaan kepada Ulus Pirmawan sebagai petani teladan. Penghargaan itu diberikan di Bangkok, Thailand, pada 16 Oktober 2017, pada peringatan Hari Pangan Sedunia.
Selain Ulus, penghargaan serupa diberikan kepada empat petani teladan lainnya di kawasan Asia, yakni dari Srilangka, Jepang, Nepal, dan Thailand. Selamat kepada Ulus Pirmawan.
"Tetaplah giat bekerja dan memberi inspirasi," kata Amran.