Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi bergerak menguat seiring sinyal pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
IHSG dibuka menguat 40,78 poin atau 0,51 persen ke posisi 8.107,30. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,90 poin atau 0,76 persen ke posisi 777,79.
"Diperkirakan IHSG berpotensi melanjutkan koreksi dan menguji level support di 7.950-8.000," ujar Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dari mancanegara, China memperketat kontrol atas sektor pelayaran global dengan menjatuhkan sanksi terhadap lima anak usaha Hanwha Ocean asal Korea Selatan di AS.
Langkah itu melarang individu dan entitas di China berbisnis dengan perusahaan yang terdampak, dengan alasan untuk memperkuat keamanan nasional.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengkritik China karena tidak membeli kedelai AS, dan mengancam mempertimbangkan untuk mengakhiri bisnis dengan China terkait minyak goreng.
Namun demikian, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan Presiden AS Donald Trump tetap berada di jalur yang tepat untuk bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping di Korea Selatan pada akhir Oktober 2025.
Di sisi lain, dalam pidatonya pada Selasa (14/10/2025), Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa The Fed hampir mencapai titik dimana harus mempertimbangkan mengakhiri program pengetatan kuantitatif atau pengurangan portofolio obligasi.
Powell juga mengisyaratkan bahwa tarif dapat memicu hilangnya lapangan kerja apabila The Fed terlalu lambat dalam memangkas suku bunga.
Dari dalam negeri, defisit APBN hingga September 2025 sebesar 1,56 persen dari PDB atau setara Rp371.5 triliun, melebar dari Agustus 2025 yang sebesar 1,35 persen dari PDB. Namun defisit itu masih lebih rendah dibandingkan dengan target defisit APBN 2025 yang sebesar 2,78 persen.
