Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi data Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat) yang sangat melemah.
"Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah cukup tajam setelah data pekerjaan AS NFP yang kembali sangat mengecewakan," ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
AS disebut hanya menambahkan 22 ribu pekerjaan di bulan Agustus 2025, jauh dibandingkan perkiraan yang sekitar 75 ribu.
Selain itu, lanjutnya, pekerjaan di bulan Juni justru direvisi menjadi turun atau kehilangan 13 ribu pekerjaan dibandingkan penambahan 14 ribu.
Seiring sentimen dolar AS yang semakin memburuk karena serentetan data ekonomi yang lebih lemah dari sebelumnya, dan pernyataan dovish dari para pejabat Federal Reserve (The Fed), hampir dipastikan The Fed Akan memangkas suku bunga di bulan ini.
"Dari domestik, investor menantikan data cadev (cadangan devisa)," kata Lukman.
Mengutip Xinhua, tingkat pengangguran AS pada bulan Agustus mengalami lonjakan jadi 4,3 persen, tertinggi dalam hampir empat tahun terakhir.
