Bandung (ANTARA) - Puppen merupakan sebuah band Hardcore asal Bandung, Jawa Barat, terbentuk pada tahun 1992 dengan formasi awal hanya Robin dan Marcel Siahaan.
Robin sempat mengajak rekannya, Jitmul, untuk bergabung dalam band death metal, meski keterlibatannya tidak berlangsung lama. Pada Agustus 1992, Arian resmi masuk dan mengisi posisi gitar sekaligus vokal di Maximum Death Impact.
Tak lama kemudian, Prima menempati posisi bass. Puppen pun mulai dikenal dengan membawakan lagu-lagu dari band seperti SOD, MOD, Biohazard, Prong, hingga Sacred Reich. Dari rangkaian perjalanan itu, terbentuklah formasi Puppen dengan susunan Arian (gitar/vokal), Robin (gitar), Marcell Siahaan (drum), dan Prima (bass).
Dilansir dari last.fm Puppen berhasil melahirkan sejumlah lagu, di antaranya 'This Is Not A Puppen' dan 'Freedom To Defecate'. Demo perdana mereka berjudul 'Freedom To Defecate' dirilis pada 1992 dan sempat diputar di GMR FM, satu-satunya radio rock di masanya.
Sejak saat itu, Puppen semakin sering tampil di berbagai panggung SMA di Bandung. Pada 1993, Helvy—yang kini dikenal sebagai pemilik FFWD Records—resmi bergabung sebagai manajer. Berkat dorongan Helvy, Puppen merilis debut mini album bertajuk 'This Is Not Puppen EP'. Pada fase ini pula Ajo ikut masuk sebagai gitaris kedua dan turut mengisi melodi dalam mini album perdana tersebut.
Pada 1994, Puppen tampil di Pasar Seni ITB dengan jumlah penonton yang menjadi rekor terbanyak dalam perjalanan panggung mereka saat itu. Kesuksesan pun berlanjut ketika mini album This Is Not Puppen EP terjual hingga 10 ribu keping di Bandung, pencapaian luar biasa untuk ukuran rilisan mini album pada masa tersebut.
Dua tahun kemudian, tepatnya 1996, Puppen untuk pertama kalinya tampil di luar Pulau Jawa dengan manggung di Medan, Sumatera Utara. Pada tahun yang sama, mereka juga meramaikan acara tahunan PL Fair yang digelar siswa Pangudi Luhur. Tahun 1997, saat album kedua tengah dipersiapkan, Ajo memutuskan hengkang dari band.
Di periode ini, single Freedom To Defecate dirilis dalam format piringan hitam melalui label Tian An Men 89 Records asal Prancis, dan kemudian dipasarkan pula di Jepang lewat label All System Fails. Puppen semakin dikenal di ranah internasional setelah turut serta dalam beberapa kompilasi, seperti Injak Balik dan Asian Hardcore Compilation.
Memasuki 1999, perjalanan musik Puppen mulai mengalami masa surut. Meski sempat merilis single Abstain melalui Brain Beverage di bawah label Harder Records, serta lagu Atur Aku dalam album kompilasi Indonesia Best Alternative yang digarap Target Pro bersama Aquarius, band ini mulai ditinggalkan para personelnya.
Prima, sang bassist, memutuskan hengkang, diikuti Helvy yang saat itu menjabat sebagai manajer. Di sisi lain, Arian disibukkan dengan pekerjaan freelance, sementara Robin fokus dengan aktivitasnya di Reverse Outfits.
Tahun 2000, Puppen kembali dengan single Tanpa Dasar yang masuk dalam kompilasi Ticket To Ride besutan brand clothing ternama asal Bandung, 347. Pada tahun yang sama, mereka merilis album ketiga berjudul S/T dan menggelar pesta perilisan di Lamborghini Café, Jakarta. Puppen juga menandatangani kontrak endorsement bersama Volcom serta menjalani tur bersama Koil dan Noin Bullet, yang membuat mereka semakin sering tampil di berbagai panggung.
Namun pada 2002, salah satu pionir musik hardcore di Indonesia ini resmi menyatakan bubar. Kepindahan Arian ke Jakarta serta Robin ke Bali semakin mempertegas keputusan tersebut. Puppen pun menutup perjalanan mereka dengan konser perpisahan di Café Nirvana, Jakarta, serta di Dago Tea House, Bandung.
Dua tahun berselang, pada 2004, Puppen kembali naik panggung dalam sebuah konser reuni di PL Fair. Penampilan tersebut menjadi sorotan karena honor yang diterima mencapai Rp40 juta—angka fantastis untuk ukuran band underground saat itu. Di tahun yang sama, album MK-II dirilis ulang dalam versi remaster oleh Soda Music Records. Dengan demikian, perjalanan Puppen yang dimulai sejak 1992 secara resmi berakhir pada 2002.
Hingga saat ini, Puppen tercatat belum kembali merilis karya musik terbaru. Aktivitas band legendaris asal Bandung itu lebih banyak difokuskan pada perilisan merchandise resmi, yang sekaligus menjadi pengikat kerinduan para penggemarnya. Kehadiran berbagai lini merchandise tersebut bukan hanya menjadi koleksi bernilai bagi para penikmat musik hardcore, tetapi juga menegaskan bahwa nama Puppen masih tetap hidup di hati para penggemarnya meski band ini telah lama bubar.
