Antarajabar.com - Chief Humas Seismik 3D Akasia Besar Salahudin Achmad menyatakan pelaksanaan Survei Seismik 3D Aksia Besar menemui kendala dari masyarakat Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu karena trauma dan khawatir terjadi kerusakan lahan pertanian.
"Kendala kami saat ini adanya trauma dan kekhawatiran dari sekelompok warga di Desa Segeran dan Segeran Kidul, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu akan terjadi kerusakan lahan pertanian akibat kegiatan seismik," katanya, di Cirebon, Jawa Barat, Senin.
Mereka yang trauma dan khawatir akan kerusakan lahan pertanian itulah yang melakukan penolakan atas pelaksanaan survei seismik oleh Pertamina EP.
Namun pihaknya bersama Pemerintah Kecamatan Juntinyuat juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajarannya, agar mendukung sepenuhnya kegiatan eksplorasi migas di wilayahnya.
Ia menuturkan Camat Juntinyuat didampingi oleh Kapolsek dan Danramil juga melakukan sosialisasi ke desa-desa, agar survei sesmik yang bisa dilaksanakan di kecamatan-kecamatan lain, juga bisa dilaksanakan di Kecamatan Juntinyuat.
"Kami juga bekerjasama dengan kalangan akademisi yang diwakili oleh Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Wiralodra Indramayu juga sudah turun tangan untuk melakukan kajian terhadap kondisi pertanian di desa yang warganya menolak," katanya lagi.
Dia menuturkan kerja sama dengan akademisi adalah tindak lanjut dari rekomendasi Komisi D DPRD Kabupaten Indramayu, untuk mencari solusi atas penolakan masyarakat di Segeran dan Segeran Kidul.
"Kami berharap semua pihak dapat mendukung program energi nasional ini," katanya pula.
Pelaksanaan Survey Seismik 3D Terkendala Trauma Masyarakat
Senin, 17 Oktober 2016 9:38 WIB
Kendala kami saat ini adanya trauma dan kekhawatiran dari sekelompok warga di Desa Segeran dan Segeran Kidul