Pemerintah Indonesia harus mencari negara tujuan baru untuk memperluas jangkauan ekspor.
Panji berpandangan ekspansi ekspor harus dilakukan sebagai upaya antisipasi kesulitan ekspor ke negara yang memasang tarif tinggi seperti yang dilakukan AS saat ini.
“Kolaborasi antar otoritas moneter, fiskal dan jasa keuangan untuk menggarap peta potensi alternatif ekspor yang dapat dimanfaatkan eksportir dan pemerintah (antara lain Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri) untuk mendapatkan alternatif tujuan ekspor baru,” tuturnya.
Ia menuturkan pemerintah perlu konsisten mengoptimalkan devisa ekspor yang dihasilkan antara lain untuk memperkuat cadangan devisa Indonesia.
Kemudian, Panji menyarankan Bank Indonesia perlu mendekatkan diri dengan pasar khususnya perbankan, untuk "matching" transaksi valas antara eksportir dan importir.
“Mapping pelaku pasar valas dan potensi volume transaksi valas (buyer dan seller), secara historis sudah ada polanya sehingga dapat dikelola. Policy DHE dan instrumen penempatannya dapat didesain atraktif,” katanya.
Dalam krisis global ini, ia menekankan perlunya inisiatif pragmatis dan kerja sama secara kompak antara pemerintah dan swasta agar dapat lolos dari krisis sehingga dapat menciptakan maupun mendapat kesempatan kerja sama bisnis secara lingkup domestik dan global.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG bangkit, pasar optimistis dengan kebijakan Prabowo