"Ditetapkannya menjadi Warisan Budaya Tak Benda oleh Pemprov Jabar, produksi IKM di Kabupaten Garut ini semakin pesat, dan tentu saja akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi bagi warga masyarakat," katanya pula.
Salah seorang pemilik usaha Endog Lewo, Asep Andri mengatakan, camilan itu sudah lama diproduksi yang sebelumnya bernama Emplod, kemudian untuk memudahkan pemasaran namanya berubah jadi Endog Lewo yang terinspirasi dari bentuknya menyerupai telur atau endog dalam bahasa Sunda.
Ia menyebutkan Endog Lewo tersebut memiliki rasa asin original, kemudian pedas, dan rasa daun jeruk, yang mampu diproduksi setiap harinya sebanyak 3 kuintal dengan melibatkan pekerja sebanyak 20 orang.
Produk Endog Lewo itu, kata dia lagi, pemasarannya sudah ke berbagai kota/kabupaten dengan harga jual untuk rasa original Rp28 ribu per kilogram, dan rasa pedas dan daun jeruk Rp30 ribu per kilogram.
"Per hari 3 kuintal sudah matang, satu bal 5 kilogram, kalau saya biasa memasok ke Ciamis, Bandung, Garut, paling banyak ke Ciamis," katanya pula.
Baca juga: Endog Lewo makanan khas Garut jadi WBTB bisa dongkrak perekonomian daerah